MANOKWARI – Kenaikan harga tiket pesawat menjelang hari raya Idul Fitri 1439 H yang menembus 800 persen dinilai sudah tidak wajar. Semua maskapai seperti berlomba-lomba mencari keuntungan memanfaatkan momentum liburan Lebaran.
Di Manokwari misalnya, harga tiket ke semua jurusan meroket hingga 6 kali lipat dari tarif normal. Sebagai contoh untuk rute Manokwari-Makasar yang biasanya berkisar pada 1,1 juta sampai 1,3 juta, per Sabtu, hari ini naik menjadi 6 jutaan.
Manokwari- Jakarta mencapai 8 jutaan dari biasanya 2 jutaan. Bahkan jika naik dari Jayapura harganya naik hingga 9 kali lipat menjadi 12 jutaan. Tidak hanya ke luar Papua, lonjakan harga tiket juga terjadi untuk rute dalam Papua sendiri.
Rute Manokwari-Sorong yang biasanya sekitar 400-500 ribu kini melambung mencapai 2 jutaan. Demikian pula Manokwari-Jayapura naik menjadi 2 jutaan.
Masyarakatpun menyayangkan kenaikan harga tiket yang sudah tidak terkendali lagi. Aktivis Muda Papua Barat Jalil Lambara mengkritik keras sikap pemerintah terutama Kementerian Perhubungan yang seakan-akan mengabaikan kenaikan tiket pesawat yang jelas-jelas sangat merugikan masyarakat.
“Pemerintah pusat maupun Pemda jangan tutup mata dengan kondisi ini. Ini harus ditindak dengan serius. Menteri Perhubungan harus beri sangsi kepada maskapai yang secara sepihak menaikkan harga sampai berkali-kali lipat, “ tandas Jalil kepada kabartimur.com, Sabtu pagi.
Jalil bahkan menuding maskapai telah memalak masyarakat demi untuk menambah pundi-pundi keuangan mereka.
“Pihak maskapai memanfaatkan kesempatan untuk memalak masyarakat. Ini tidak boleh dibiarkan, “ katanya sembari mendesak Ombusdman dan YLKI agar mengambil sikap.
Tidak hanya kerugian secara ekonomi, kenaikan harga tiket yang gila-gilaan juga berpotensi mendatangkan dampak psikologis khususnya bagi warga muslim yang ingin mudik merayakan Lebaran. Banyak warga menjadi stres dan tertekan lantaran gagal mudik berlebaran di kampung halaman.
“Seharusnya ada regulasi dari pemerintah untuk membatasi kenaikan harga tiket supaya tidak merugikan masyarakat. Karena ini berdampak kepada semua elemen masyarakat jadi pemerintah harus cari solusi agar kondisi seperti ini tidak berulang terus setiap tahun, “ imbuh Jalil.
Informasi terbaru yang diperoleh media ini, salah seorang warga di Manokwari, mengaku batal berangkat ke Yogja untuk mengantar anaknya yang mau mendaftar kuliah karena harga tiket yang melambung tinggi, bahkan sejumlah masyrakat yang sempat ditemui kabartimur.com di Bandara Rendani mengeluhkan atas kenaikan harga tiket tersebut.