TEKAD Papua Barat Hadir di Kabupaten Fak-Fak Menyasar Komoditas Unggulan Pala

FAK-FAK, Kabartimur.com – Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) Papua Barat kini menyasar kabupaten Fak-Fak. Program tersebut dikemas dalam agenda Workshop Star Up dan sudah dilaksanakan dibeberapa Kabupaten lainnya yang ada di Papua Barat.

Sebagai informasi bahwa di Papua Barat program TEKAD akan menyasar 7 kabupaten yakni kabupaten Kaimana, Manokwari Selatan , Manokwari, Fak-Fak, Maybrat, Pegunungan Arfak, dan Raja Ampat yang meliputi total 26 distro dan 114 kampung.

Kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung(DPMK) Papua Barat, Lince Idorway dalam sambutannya menyampaikan bahwa Menyimak potensi yang sangat besar disektor pertanian dalam arti luas seperti rumput laut , pala ,ikan tangkap dan teripang, sampai hari ini produk unggulan kabupaten yang dikenal hanyalah pala, namun hingga saat ini produk unggulan yang sudah mempunyai pasar tetap ini belum mampu mendorong penguatan ekonomi kampung.

Bacaan Lainnya

Idorway menyebutkan, Program TEKAD hadir di kabupaten ini tidak saja menyasar komoditas Pala, namun komoditas unggulan lain akan diunggulkan melalui kualitas produksi dan kontinyutasnya serta penguatan pengolahan hasil sehingga komoditas unggulan lainnya mempunyai nilai tambah ekonomi.

Adapun indikator yang dapat digunakan kata Idorway adalah nilai indek desa membangun (IDM) dimana kabupaten Fak-Fak mempunyai nilai sebesar 0,5431 (2021) atau sebanyak 142 kampung berstatus tertinggal.

Idorway menjelaskan bahwa banyak lembaga yang sudah bekerja sama menggarap produksi Pala seperti lembaga keuangan (Perbankan) yaitu (1) PT Papua Doberai Mandiri (Perda provinsi Papua Barat no 12 tahun 2007) yaitu akan membantu rantai pasar pala dan pengembangan bisnis pala.

Baca Juga :   Potensi Alam Raja Ampat Menjadi Fokus Program TEKAD Wujudkan Ekonomi Hijau

Selain itu, Bank Papua, Bank Mandiri, and BRI cukup aktif dalam pengucuran dana Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).Dimana bnak tersebut memiliki komitmen untuk membantu dalam penguatan rantai nilai Pala kabupaten Fak-Fak, khususnya dalam SKIM Kredit yang menarik bagi petani dan pedagang.

Idorway mengungkapkan, LSM Gemapala adalah LSM yang penting dalam pengembangan rantai nilai Pala dan cukup terkenal oleh stakeholder kabupaten fak-fak.

“Gemapala memiliki keahlian dalam berbagai bidang pemberdayaan seperti pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, koperasi bidang pertanian organik, pengelolaan ekonomi rumah tangga dan lainnya”Sebut Idorway.

Olehnya itu kerjasama dengan badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT, 2017) PPT turut mendukung upaya meningkatkan nilai tambah serta komersialisasi antara lain kajian introduksi teknologi pengolahan buah pala dan penerapan teknologi pengadaan lempok (dodol) durian, dan produk peternakan , pertanian dan kelautan lainnya.

Pihaknya mengajak peserta workshop memahami dan mencermati kebijakan yang menjadi tanggungjawab bersama khususnya dalam rangka penguatan dan pengembangan ekonomi lokal.

“Penguatan ekonomi lokal adalah salah satu upaya segenap komponen masyarakat untuk memaksimalkan sinergitas pemerintahan, pasar dan masyarakat untuk produk-produk unggulan komersial, sedangkan pengembangan ekonomi lokal adalah upaya menjamin dan meningkatkan mutu produk unggulan komersil menjadi produk global yang berkelanjutan” ungkap Idorway.

Baca Juga :   Tingkatkan Pemahaman Fasilitator, DPMK Papua Barat Gelar Bimtek II Program TEKAD

Idorway mengungkapkan, program TEKAD saat ini yang menjadi bagian penting adalah local ekonomi development khususnya di Fak-fak dan merupakan bentuk upaya penguatan ekonomi lokal dimana produk unggulan komersil akan disinergikan dengan penguatan pemerintah kampung dan mencarikan pasar lokal yang handal.

“Tentunya penguatan ekonomi lokal ini tidak terlepas dari amanah UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa dan kebijakan pemerintah daerah Kaimana yang tertera. Pada perda nomor 2 tahun 2016 tentang RPJMD 2016-2021” Kata Idorway.

Pihaknya menjelaskan, UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa merupakan titik Tolak perjalanan pemerintah desa menuju desa/kampung yang maju mandiri dan sejahtera yaitu kampung yang akan menjalankan pemerintahan serta pembangunan yang profesional, efisien, efektif dan akuntabel guna memajukan kesejahteraan masyarakat kampung melalui pemberdayaan masyarakat kampung sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan kampung yang kuat perekonomian lokalnya yang sesuai dengan kearifan lokalnya juga.

“Untuk itulah pemerintah pusat melalui kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi mendorong terwujudnya program khusus penguatan ekonomi kampung di indonesia timur yaitu program transformasi ekonomi kampung Terpadu (tekad) khusus Indonesia timur” sebut Idorway.

Pihaknya Sebagai birokrat pemberdaya menilai peluang bisnis dan pengembangan yang besar untuk komoditas unggulan di Kaimana belum mampu membuat kampung menjadi maju ataupun mandiri dikarenakan kabupaten ini belum mampu mewujudkan komitmen dan kebersamaan dalam membangun ekonomi kampung.

“Sebaik-baiknya perencanaan tanpa dibarengi dengan komitmen dan kebersamaan akan menjadi hal yang biasa saja” kata Idorway mengutip ungkapan dari Bussines as usual.

Baca Juga :   Wujudkan Masyarakat Sadar Hukum Kanwil Kemenkumham Papua Barat Gelar Penyuluhan Hukum Terpadu

Pada kesempatan yang sama Idorway mengajak semua stakeholder program TEKAD untuk membangun komitmen dan kebersamaan guna menguatkan ekonomi lokal Kaimana.

Idorway menjelaskan bahwa Komitmen adalah bentuk kepercayaan, bentuk prioritasisasi dan bentuk membangun norma dalam membangun komitmen dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan dalam upaya penguatan ekonomi lokal. Setelah membangun kepercayaan diatas, maka semua pemegang kebijakan mulai dari pemerintah sampai masyarakat kampung dapat memprioritaskan pengembangan ekonomi lokal di di fak- fak yang artinya stakeholder mampu mengatur utamakan segala alokasi sumber Daya (Dana, Kebijakan dan pengendalian) untuk ekonomi kerakyatan.
“Kepercayaan dan prioritas sudah dijalankan maka perlu membangun norma sehingga kedua sikap tersebut diatas tidak luntur dimakan waktu dan politik praktis dan norma yang dimaksudkan disini adalah membangun pelembagaan yaitu kebijakan, peraturan dan perundangan yang mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan” jelas Idorway.

Ia menuturkan bahwa Semua stakeholder mempunyai status yang sama sehingga mengajak untuk menghindari ego sektoral, ego tingkatan jabatan, Eko tingkat pendidikan dan lainnya.”Letakkan itu semua pada sudut yang tidak bisa dipandang, maka komitmen itu akan terbentuk” harapnya.

Kepada para kepala distrik dan kepala kampung, Idorway menitipkan komitmen pemerintah kampung untuk memprioritaskan membangun ekonomi kampung bukan memprioritaskan membangun infrastruktur kampung.

“Kalau anda terus saja melakukan apa yang selalu anda lakukan selama ini, anda akan selalu mendapatkan apa yang selalu anda dapatkan selama ini” pungkas Idorway mengutip kata Bijak dari Jhon C Maxwell seraya mengajak untuk berubah bersama TEKAD, Fak-Fak Pasti Bisa. (Red/Lisna)

Pos terkait