Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis di Ibukota Papua Barat Masih Terbatas, IDI Minta Masyarakat Cegah Covid19 Dengan Karantina Mandiri

MANOKWARI — Pemerintah Kabupaten Manokwari mengakui dalam pencegahan Virus Corona masih mengalami keterbatasan dari sisi tenaga medis dan fasilitas kesehatan sebagai penunjang di Manokwari sebagai ibukota provinsi Papua Barat.

Hal ini diakui Sekertaris Daerah, Aljabar Makatita saat ditemui Senin 30 Maret 2020.

“Kalau kita bicara soal apa yang kurang maka semua kurang, baik itu alat pelindung diri bagi mereka tim penanganan, masker N75  di rumah sakit serta peralatan medis lain” ujar Aljabar Makatita.

Makatita menyebutkan, untuk baju Astronot atau alat pelindung diri APD, saat ini sedang dalam proses pemesanan yang ditugaskan kepada dinas terkait, mengingat baju tersebut hanya di pakai sekali oleh petugas medis, sementara ketersediaan terbatas.

“Sementara dalam proses pemesanan dari Dinas terkait, jadi lnsha Allah besok atau lusa sudah ada. Yang sekali pakai itu bajunya tapi untuk kaca mata itu bisa di pakai beberapa kali” ujarnya.

Dengan adanya keterbatasan sarana kesehatan dan tenaga medis, Pemerintah daerah telah berupaya menyurati Gubernur untuk menutup akses masuk dan keluar Manokwari namun hal itu dikembalikan kepada Pemerintah Papua Barat sebagai pengambil kebijakan.

Baca Juga :   Sejumlah Ormas di Papua Barat Minta Anggota DPR RI yang Kepergok Nonton Video Porno Segera Diganti

“Saya kira Bupati telah menyurati Gubernur Papua Barat itu kewenangan Gubernur, jadi dalam kondisi saat ini jangan kita perbanyak teori semua orang tau teori tapi butuh ketegasan, kemampuan dan keberanian kita menyelamatkan warga dari ancaman wabah virus Corona” jelasnya.

Dia juga menyinggung terkait dengan adanya peningkatan status penanganan Virus Corona oleh Gubernur menjadi tanggap darurat bencana non alam, hal itu kemudian Bupati mengeluarkan surat edaran tentang larangan bepergian warga Manokwari keluar kota.

“Itu harus di Sikapi dengan baik, nanti kelaparan lah nanti ini lah, daripada besok kita semua kena (virus corona) kemudian mati tidak ada yang antar ke kuburan” tegas Makatita.

Mengenai anggaran 15 Milyar yang di sediakan oleh Pemerintah Manokwari, Sekertaris Daerah memastikan dalam waktu yang tidak lama sudah di cairkan, saat ini sedang dalam proses.

“Anggaran saat sedang di proses mungkin satu dua hari sudah di cairkan, tapi pemesanan barang itu sudah dilakukan oleh Dinas teknis” jelasnya sembari mengatakan, anggaran 15 milyar lebih besar difokuskan untuk kebutuhan tenaga medis.

Baca Juga :   Diikuti 50 Grup, Yospan Jalan Millenial Road Safey Festival di Wasior Meriah

Terpisah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Manokwari, dr. Adhe Iswanto mengingatkan warga Manokwari tentang kesadaran pencegahan virus mematikan asal China ini, menurut dia percuma pemerintah didesak untuk melakukan Lock down atau karantina Wilayah dengan menutup akses masuk dan keluar daerah jika masyarakat tidak mematuhi anjuran pemerintah.

dr. Adhe Iswanto, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Manokwari

“Selama ini kan kita dengar petugas medis itu disebut sebagai Garda terdepan, tapi saya mau jelaskan bahwa yang menjadi Garda terdepan itu masyarakat, jika masyarakat kita kuat maka pertahanan di balakang atau tenaga medis bertahan” jelasnya.

Dia juga mengatakan jika masyarakat sudah jebol kemudian rumah sakit pun demikian tidak dapat menampung jumlah pasien yang menurut perhitungan IDI sangat membludak maka tentu pertahanan tenaga medis pun tetap jebol.

“Di Manokwari kita hanya punya dua dokter spesialis” sebut Adhe.

Mengenai perhitungan Ikatan Dokter Indonesia tentang membludaknya pasien Covid19 di Manokwari ini berdasarkan kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan

Baca Juga :   Dansat Brimob Polda Papua Barat Buka Kegiatan Pelatihan dan Pengenalan Peralatan KBR

“Jadi bukan hanya kekurangan fasilitas dan Tenaga medis ini di Manokwari saja, tapi umumnya di Papua Barat, apalagi ruang isolasi yang belum terpenuhi memang saat ini di seluruh Indonesia tidak ada yang siap, namun seperti Daerah Jawa setidaknya sudah memiliki fasilitas kesehatan yang sedikit memenuhi, inilah perbedaan kita dengan di jawa” Jelas Ketua IDI.

Dengan keterbatasan sarana kesehatan dan tenaga medis saat ini upaya yang dilakukan adalah memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar bisa bekerja sama dengan pihak luar untuk mendatangkan tenaga medis atau relawan.

“Saya minta kepada masyarakat agar ayo kita cegah virus ini dengan cara melakukan karantina mandiri tetap di rumah, saya lihat masyarakat Manokwari sejauh ini menganggap enteng dianggap flu biasa jadi masih ke sana kemari, ini kesadaran yang masih kurang perlu peran aktif semua pihak” jelasnya. (AD)

Pos terkait