Rumah Huntap Bagi Warga Korban Kebakaran Borobudur di Wamesa Anday  Mulai  Dibangun

MANOKWARI, Kabartimur.com- Warga yang terdampak  kebakaran Borobudur beberapa waktu lalu akan segera direlokasi. Pemerintah daerah Manokwari bersama pemerintah Provinsi Papua Barat telah menyediakan  Pembangunan  di lokasi baru yang terletak di Wamesa Anday distrik Manokwari Selatan.

Hal itu ditandai dengan adanya  Peletakan batu pertama pembangunan rumah hunian tetap dan fasilitas umum bagi korban bencana kebakaran Borobudur pada jumat (18/3/2022).

Bacaan Lainnya

Ketua BNPB Papua Barat , Derek Apnir  dalam laporannya  menyebutkan bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan bagi warga korban bencana kebakaran Borobudur  setelah dilakukan indentifikasi, terdapat 437 KK yang terdiri dari 169 KK profesi nelayan dan 268 KK Profesi non nelayan dengan jumlah 1774 jiwa.

Baca Juga :   Hari Pertama Operasi Binakusuma Polsek Maba Selatan Berhasil Menyita Miras

Sehingga Pembangunan yang siap dibangun di Maripi diatas tanah 6,1 hektar tersebut akan dibangun 211 rumah dengan konstruksi baja ringan type 36.Selain itu juga pemerintah akan membangun 50 unit rumah bagi masyarakat Wamesa di lokasi yang sama.

Derek menyebut bahwa Tujuan untuk menyediakan hunian tersebut  bagi korban kebakaran Borobudur agar terpenuhinya kebutuhan bagi warga yang terdampak dengan prinsip mewujudkan kebaikan harmonis sosial.

Ia menekankan bahwa Program pembangunan ini pemerintah akan prioritaskan bagi warga yang berprofesi sebagai nelayan dan pembangunannya akan dibangun disela-sela pohon bakau yang telah tumbuh secara alami sehingga tidak merusak pohon yang ada yang akan berdampak terhadap lingkungan.

Adapun Pembiayaan pembangunan hunian tersebut bersumber dari bantuan gubernur Papua Barat melalui  Belanja tak terduga dan proses pembangunan akan  dilaksanakan selama 3 bulan berjalan dan warga yang terdampak bencana kebakaran nantinya bisa menempati hunian tersebut.

Baca Juga :   IKT Papua Barat Himbau Anggotanya Sukseskan Pemilu 2024

Sementara itu Bupati Manokwari, Hermus Indou dalam sambutannya mengungkapkan bahwa  kebakaran yang terjadi  di Borobudur bukan pertama kalinya namun  sudah merupakan ketiga kalinya terjadi karena rumah yang dibangun oleh warga tidak sesuai dengan tata ruang juga tidak ada jalur evakuasi.

Bupati menjelaskan bahwa sebagaimana konsep pembangunan skala  besar  dalam menata kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi Papua Barat dan  salah satunya adalah menertibkan kawasan pemukiman kumuh yang ada, karena Padatnya kawasan pemukiman yang kumuh akan Menimbulkan banyak Masalah sosial dan salah satunya adalah kebakaran yang terjadi.

Sejalan dengan itu  pemerintah daerah akan menata kawasan Teluk Sawaibu dan juga berupaya akan  melakukan komunikasi dengan semua kepala suku yang ada di Manokwari untuk menyediakan hunian tetap bagi relokasi bagi masyarakat yang terdampak.

Bupati berharap bagi warga yang akan direlokasi untuk tetap menempati  hunian yang pemerintah sediakan.

Baca Juga :   Bahas Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kelestarian Hutan Mangrove, JAM-Pidum  Audiens  Indonesia Ocean Justice Initiative

Bupati menambahkan bahwa Pembebasan lokasi lahan pembangunan relokasi sepenuhnya menjadi kewajiban pemerintah sedangkan  pembangunan rumah menjadi tanggungjawab pemerintah Provinsi Papua Barat.

“Saya berharap agar lokasi Anday dikelolah secara bersama-sama dengan aturan tata ruang , sehingga dimasa mendatang  Anday kita jadikan kota baru yang ditata sesuai aspek pemukiman dan infrastruktur lainnya” harap Bupati. (Red/Tri)

Pos terkait