Kampung Dusner, Distrik Kuri Wamesa, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat ternyata menyimpan pesona alam menakjubkan yang belum banyak diketahui orang. Pesona alam itu berwujud air terjun tingkat lima. Air terjun Kwai, demikian nama yang diberikan masyarakat lokal setempat.
Tingginya hanya sekitar 15 meter dan lebar sekitar 8 meter. Namun air terjun Kwai memiliki keunikan tersendiri yang membuat para pengunjung betah berlama-lama. Bentuknya bertingkat atau berundak-undak dengan susunan batuan menyerupai candi.
Alhasil, airnya tidak langsung jatuh bebas ke bawah tetapi mengalir menyusuri undakan batuan dari tingkat yang paling atas hingga ke bawah. Butiran-butiran air yang jatuh tampak berwarna putih terang laksana krital salju yang jatuh dari langit.
Tidak saja memanjakan mata tetapi juga membuat hati terasa nyaman dan damai. Karena berada dalam kawasan hutan yang masih asri, air terjun Kwai cukup jernih dan terasa sangat sejuk.
“Air terjun ini sungguh luar biasa. Sangat indah dan rasanya tidak ingin pulang lagi. Tadi ada kegiatan Dharma Wanita Persatuan, kita sempatkan diri berkunjung ke sini. Sangat-sangat indah,
“ puji Veybie Simbar, warga kota Wasior saat berkunjung ke Air Terjun Kwai, belum lama ini.
Veybie yang datang bersama rombongan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Teluk Wondama mengaku sangat terkesan dengan keindahan dan keunikan Air Terjun Kwai.
“Ini pengalaman pertama datang ke sini. Biar tidak bawa baju (ganti) tapi harus mandi karena airnya segar. Jadi harus basah, “ kata Veybie.
Dia berharap pihak pengelola melengkapi air terjun Kwai dengan fasilitas yang dibutuhkan seperti tempat beristirahat dan rumah makan agar para pengunjung bisa nyaman datang ke objek wisata itu.
“Jalan masuk diperhatikan dan tambah fasilitas lagi pasti akan menambah minat dari pengunjung untuk datang ke sini, “ ujar perempuan berdarah Manado yang juga istri Sekretaris Daerah Teluk Wondama ini.
Menurut warga setempat, Air Terjun Kwai terdiri atas dua titik. Satu titik lain berada di bagian atas yang kabarnya ukurannya jauh lebih besar dibanding di bagian bawah yang sudah dibuka untuk umum. Letaknya yang masih susah dijangkau membuat lokasi di bagian atas belum bisa dibuka untuk umum.
“Rencana tahun depan kita buat trap (tangga naik) ke atas karena di bagian atas yang lebih besar dan lebih bagus dari ini, “ kata Simon Imburi, Bendahara Kelompok Agrowisata Waki, selaku pengelola air terjun Kwai.
Letak air terjun Kwai sendiri berjarak kurang lebih 4 Km dari Kampung Dusner. Belum ada jalan darat yang dibuka khusus menuju tempat indah ini sehingga pengunjung harus menjangkaunya melalui jalur laut menggunakan perahu warga selama lebih kurang 7 menit dari pelabuhan Dusner.
Dari arah laut, perahu lantas masuk dari arah muara Kali Kwai sejauh lebih kurang 500 meter menyusuri kali yang dipenuhi tanaman mangrove yang lebat. Selanjutnya berjalan kaki sekitar 500 meter lagi melalui jalan setapak.
Tidak perlu kuatir kepanasan karena jalan menuju air terjun dipayungi pohon-pohon besar beragam bentuk dan ukuran. Sepanjang jalan, pengunjung juga bisa menikmati kicauan burung-burung hutan yang tampak ramah menyambut setiap tamu yang datang.
Meski relatif jauh dari kampung dan berada di dalam hutan, di lokasi air terjun sudah terbangun beberapa fasilitas pendukung. Yatu pondok untuk beristirahat, spot selfie, sarana MCK dan restoran yang masih dalam pengerjaan. Anggaran untuk pembangunan fasilitas tersebut bersumber dari bantuan Kementerian Desa dan PDT.
Untuk masuk ke kawasan ini, setiap pengjung dipuntut bayaran sebesar Rp10 ribu per orang. Dana itu dikelola oleh kelompok Argowisata Waki yang bernaung di bawah pemerintah kampung Dusner.
“Rencananya tahun depan kami bangun jalan (dibuat beralas beton) masuk 150 meter lagi pakai dana desa kampung Siwosawo (nama lain kampung Dusner), “ ujar Simon.
Dinas Pariwasata Kabupaten Teluk Wondama telah menetapkan Air Terjun Kwai menjadi salah satu destinasi wisata. Rencananya tahun 2019 akan dibuka jalan darat dari arah kampung Dusner menuju air terjun Kwai. (Nday)