Pesan Hari Pahlawan Eks Pejuang Trikora Yohan Nelwan untuk Anak Muda Wondama

WASIOR – Yohan Alex Nelwan merupakan salah satu tokoh Papua asal Kabupaten Teluk Wondama yang ikut memiliki andil dalam peristiwa Trikora yakni perjuangan merebut Irian Barat dari pendudukan Belanda pada periode 1961.

Kakek 90 tahun yang masih tampak bugar ini punya pesan khusus kepada generasi muda Teluk Wondama dalam memaknai Hari Pahlawan tahun 2020.

Tete Nelwan, demikian dia biasa disapa, menekankan kepada kaum muda Wondama agar mengisi era kemerdekaan ini dengan hal-hal yang berguna dan positif.

Dibanding pada era Belanda, menurut Tete Nelwan yang pada usia 13 tahun sudah ikut kerja paksa sebagai pembuat garam untuk tentara Jepang, kondisi Papua khususnya Wondama sudah jauh lebih baik.

Saat ini masyarakat sudah bisa menikmati buah dari kemerdekaan yang dahulu diperjuangkan para pahlawan termasuk dia bersama rekan-rekannya sesama pejuang Trikora.

Baca Juga :   Pendeta Antipas Paririe Nakhoda Baru GKI Klasis Wondama, Sidang Sinode 2027 Jadi Agenda Prioritas

“Sering bapa kasih ingat bahwa di masa kemerdekaan ini kehidupan kita sudah jauh lebih berbahagia dan lebih sejahtera.

Dibanding masa Belanda, rumah masyarakat cuma pakai atap daun sagu, lantai nibun, dinding gabah atau daun sagu. Sampai sekarang rumah-rumah itu semua sudah permanen semua.

Jalanan dulu kita masuk di bawah buluh (bambu) sekarang sudah jalan aspal, parit semen, rumah-rumah kita masuk duduk senang. Kita tinggal dengan aman, jadi mau apa lagi,”ucap Tete Nelwan usai upacara peringatan Hari Pahlawan yang digelar Pemkab Teluk Wondama di lapangan apel perkantoran Pemda di Rasiei, Selasa (10/11/2020).

Di bidang pendidikan, lanjut Tete Nelwan, anak-anak generasi Papua khususnya di Wondama sekarang sudah tidak lagi kesulitan mengakses pendidikan mulai dari jenjang pemula hingga yang paling tinggi sekalipun.

“Dulu yang sekolah tinggi cuma anak-anak Belanda. Sekarang Uncen (Universitas Cenderawasih) sudah ada di tanah Papua, kita dengan baik dengan gampang bisa sekolah (kuliah).

Baca Juga :   Seminar Cerdas Bermedia Sosial untuk Bangun Etika Bermedsos di Wondama

Itu sesuatu yagn luar biasa, sudah kemajuan yang luar biasa. Kita harus bersyukur pada yang Maha Kuasa, “ucap kakek yang juga terkenal sebagai seorang Guru Injil ini.

Sebagai tokoh pejuang, dia berharap anak muda Wondama membuktikan diri bisa menjadi generasi yang dibanggakan melalui capaian karya dan prestasi.

Bukan sebaliknya anak muda justru menjadi biang masalah karena lebih banyak terlibat dengan hal-hal negatif.

“Untuk anak muda, pertama, jangan ada pengaruh dari luar. Dan nomor dua, anak muda harus dibina degnan baik harus dididik baik oleh gereja supaya jangan terpengaruh dengan hal-hal yang tidak berguna, tidak membawa keuntungan, “ ucap pria yang sempat mengenyam pendidikan sekolah rakyat (SR) pada jaman pendudukan Jepang tahun 1943.

Secara khusus, Tete Nelwan mengingatkan perihal kebiasaan mabuk-mabukan yang dia sebut sebagai penyakit utama generasi muda saat ini.

Baca Juga :   Kobarkan Semangat Juang Kapitan Pattimura, Ratusan Pelari di Wondama Ikut Lomba Lari 10K

“Satu hal yang masih jadi penyakit, mabuk-mabuk itu. Jadi kalau sudah mabuk-mabuk itu munculkan isu-isu begini-begini dan terpengaruh. Ingat jangan bikin sesuatu yang merugikan diri sendiri, tanah Papua dan daerah sendiri, “ pesan Tete Nelwan. (Nday)

Pos terkait