WASIOR – Pemkab Teluk Wondama mendukung rencana pembukaan perkebunan Pala di Distrik Nikiwar oleh Kopermas (Koperasi Peran Serta Masyarakat) Kami Nassey. Kehadiran investasi di bidang perkebunan itu diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat juga berkontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD).
Hal itu disampaikan Bupati Bernadus Imburi melalui sambutan tertulis dibacakan Sekda Denny Simbar sewaktu membuka Rapat Komisi Penilaian Dokumen Andal dan RKL-RPL Pembangunan Perkebunan Pala seluas 8.099,82 hektar di Distrik Nikiwar di gedung Sasar Wondama Manggurai, Senin.
“Kabupaten Teluk Wondama saat ini tengah berupaya melakukan pembangunan di berbagai sektor untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan untuk itu tetap memprioritaskan untuk mendatangkan investor untuk mengelola sumber daya alam. Salah satunya perkebunan Pala oleh Kopermas Kami Nassey, “ demikian bupati.
Menurut Sekda, Pemkab Wondama telah memberikan dukungan untuk percepatan penerbitan ijin usaha perkebunan (IUP) Kopermas Kami Nassey antara lain dengan mengeluarkan rekomendasi pemanfaatan ruang.
“Pemda tetap memberikan berkomitmen agar supaya kegiatan Kopermas ini dapat berjalan dengan lancar. Tapi tolong pemanfaatan masyarakat, tenaga kerja lokal itu tentunya menjadi prioritas, “ pesan Sekda Simbar.
Pimpinan Kopermas Kami Nassey Jonathan Nassey menjelaskan, lahan seluas 8000 hektar di Distrik Nikiwar yang telah memperoleh ijin pelepasan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan.
Awalnya lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk kebun karet. Namun kemudian tanaman Pala (myristica fragrans) yang dipilih karena lebih cocok dengan karakteristik masyarakat setempat.
“Kita mulai dengan Pala Banda. Mengapa Pala Banda karena masyarakat adat di sini sudah tahu menanam Pala Negeri sehingga memelihara Pala Banda itu tidak ada masalah, “ kata Nassey yang merupakan pengusaha putera asli Teluk Wondama.
Selain itu tanaman Pala Banda juga merupakan komoditas dengan nilai ekonomi tinggi. Pala Banda sendiri sudah berbuah pada usia 3-4 tahun di mana dalam satu tahun bisa dipanen hingga tiga kali.
Nassey memproyeksikan, jika tiap 100 meter bisa ditanami 3.820 pohon maka andaikata setiap pohon menghasilkan 5 Kg buah pala kering maka dalam dalam 100 hektar buah pala kering yang dihasilkan bisa mencapai sebanyak 19.110 Kg.
Jika dikonversi dengan harga pasaran saat ini yakni Rp90-100 ribu/Kg, maka sekali panen pendapatan yang bisa dikumpulkan adalah Rp1,9 miliar. Yang berarti jika tiga kali panen maka total pendapatan mencapai 5,7 miliar dalam setahun.
“Kalau dikurangi pajak dan biaya operasi itu maka net income-nya (pendapatan bersih) sekitar hampir 4-5 miliar. Ini supaya masyarakat bisa mengetahui bahwa kebun yang kita hasilkan itu bukan biasa tapi menghasilkan suatu penghasilan yang berguna bagi masyarakat pemilik ulayat sendiri dan Pemda dalam hal PAD-nya, “ sebut Nassey. (Nday)