Toraja Utara, Kabartimur.com- Direktur PDAM Toraja Utara Moses Padsing Limbongan kepada Kabartimur.com merincikan tahapan pembangunan gudang peralatan PDAM yang akhirnya menghabiskan anggaran 500 juta lebih. ” Jadi sebenarnya tidak sampai 600, hanya beberapa waktu lalu waktu teman-teman bertanya saya sampaikan bahwa kurang lebih 600″ Katanya Saat dihubungi Wartawan melalui sambungan Selulernya Sabtu pekan lalu.
Dijelaskan bahwa, untuk pembangunan gedung sendiri menghabiskan biaya sebesar 340 Juta termasuk ongkos kerja, gedung tersebut merupakan gudang persediaan peralatan dengan ukuran 8m X 10m ” Kenapa sudah sangat dibutuhkan karena kantor kita yang di Bolu sudah tidak dapat menampung peralatan, sebagian peralatan sudah terpaksa kita taruh diluar kantor, makanya kami berusaha untuk menambah sarana dan puji syukur sudah bisa dimanfaatkan” Terangnya.
Disampaikan juga bahwa Meski gudang tersebut dibangun di atas tanah aset PDAM, namun sebelum pembangunan dilakukan PDAM harus mengeluarkan banyak biaya karena kondisi lahan yang waktu itu tidak memungkinkan untuk langsung dimanfaatkan.
” Di situ ada kubangan kerbau karena waktu itu sering dimanfaatkan warga untuk mengikat gembala kerbau mereka, akhirnya waktu kita ingin gunakan maka persiapan harus kita lakukan” Tambahnya lagi.
Adapun persiapan awal yang mereka lakukan adalah pembangunan talud, pengerukan tanah permukaan, kemudian penimbunan kembali dengan material yang padat menggunakan batu timbunan ” Pembangunan talud ada dua titik, kemudian tanah permukaan kenapa harus kita keruk karena memang tampak kayak sawah sementara kebutuhan untuk sarana gudang harus padat sebab sewaktu-waktu kendaraan jenis tronton dibutuhkan di lokasi tersebut” Jelasnya lagi.
Untuk itu, Halaman di gudang peralatan tersebut ditatah dengan penanganan beton yang keseluruhannya menjadi bagian dari pekerjaan. Selain halaman jalan masuk ke halaman gudang itu juga ditingkatkan menggunakan teknis beton agar kendaraan jenis tronton aman untuk melintas ” disitu juga kita kerjakan jembatan kecil saluran air milik warga, sebelumnya sudah ada tapi harus kita tingkatkan baik lebar maupun kekuatannya” Lanjut Direktur.
Dalam prosesnya, penyediaan sarana gudang persediaan PDAM tersebut menurut Moses membutuhkan waktu selama kurang lebih 10 bulan, prosesnya dilakukan secara perlahan menyesuaikan kondisi keuangan perusahaan ” Dalam prosesnya kadang kami masih hutang ke Tokoh, tapi puji Tuhan semua sudah beres dan gudang tersebut sudah bisa dimanfaatkan” Tutupnya
Sementara untuk rincian detail penggunaan dananya belum bisa mereka beberkan ke publik karena pembiayaan persediaan sarana gedung ini masih dalam proses audit dari konsultan akuntan publik (KAP).
selanjutnya setelah audit dari KAP selesai mereka juga masih harus menunggu hasil audit dari badan pemeriksa keuangan dan pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan sebelum akhirnya dipublikasikan, Menurut direktur itu adalah etika yang mereka harus jaga bahwa laporan pertanggungjawaban tidak boleh dipublikasikan dulu sebelum hasil audit keluar.
” Hasil audit dari BPKP ini yang kami masih tunggu, kami sudah serahkan laporan rincian kami ke pihak BPKP perwakilan provinsi Sul-Sel melalui badan keuangan dan aset daerah (BKAD) kabupaten Toraja Utara. Meski demikian, kami akan selalu siap untuk memberikan semua rincian kepada pihak penegak hukum apabilah dibutuhkan” Tutupnya * Sutanto*