WASIOR – Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor menyatakan Pasar Sentral Iriati akan ditata ulang agar kondisinya lebih layak menjadi pasar kabupaten.
Tidak sekedar jalan masuk yang diperbaiki namun perlu ada penambahan fasilitas dan sarana pendukung agar Pasar Sentral Iriati memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk datang berbelanja.
“Tahun ini jalan masuk kita aspal. Sudah ada anggarannya. Tapi kalau cuma jalan di aspal itu belum berdampak apa-apa. Pasar Iriati harus ditata agar wajahnya berubah supaya punya daya tarik, “ucap Mambor.
Hal itu disampaikan Mambor saat bertemu dengan Mama-mama Papua yang berjualan di Pasar Sentral Iriati di pendopo rumah dinas bupati di Manggurai, Kamis (24/3) sore.
Pertemuan itu dilakukan menyusul aksi berjualan di tengah jalan raya Wasior-Rasiei yang dilakukan Mama-mama penjual sayur Pasar Sentral Iriati pada Kamis pagi.
Hadir dalam pertemuan itu Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Ekbertson Karubuy, Kepala Distrik Wasior Anthonius Alex Marani, Kabag Operasional Polres AKP Walman Simalango, Kapolsek Wasior AKP Kristian serta Plt Kepala Kampung Iriati Yohanis Aripayai.
“Kami sudah punya perencanaan untuk tata Pasar Iriati supaya orang mau masuk belanja. Beberapa waktu lalu tim dari Balai Prasarana Wilayah (Ditjen Cipta Karya) telah melalukan survey. Mudah-mudahan upaya kita bisa berhasil, “lanjut bupati.
Dalam kesempatan itu, Mama- mama penjual sayur Pasar Sentral Iriati mengungkapkan aksi mereka berjualan di tengah jalan merupakan ekspresi kekesalan lantaran Pasar Sentral Iriati dari hari ke hari semakin sepi pembeli.
Mereka juga kesal karena saat ini banyak bermunculan penjual sayur-sayuran juga penjual ikan dadakan di pinggiran jalan yang membuat pembeli enggan masuk ke Pasar Iriati.
“Kondisi pasar sepi. Sejak Januari sampai sekarang sepi sekali, tidak ada pembeli jadi kami lakukan itu supaya bapak dong bisa lihat kami. Jadi tidak ada yang suruh, kami yang rencanakan sendiri, “kata Mama Oktovina Samberi.
Penjual sayur lainnya Mina Karubuy menambahkan, sayur-sayuran Mama-mama Papua di Pasar Iriati tidak laku karena sepinya pembeli. Sementara penjual sayuran dadakan terus bermunculan di pinggir jalan termasuk yang datang dari Nabire menggunakan mobil.
“Selama ini pasar Iriati sunyi sekali. Sedangkan mereka yang dari selatan (distrik Rasiei) langsung berjualan di bawah (Pasar Soyar). Jadi kami minta bapak dorang hentikan yang jual-jual di pinggir jalan, dari Nabire itu juga dihentikan. Kios-kios yang taruh sayur di depan itu juga dihentikan supaya semua orang kalau mau cari sayur datang ke Pasar Iriati, “kata Mina Karubuy yang juga selaku pengawas los A Pasar Iriati.
Menanggapi keluhan itu, bupati mengatakan Pemkab akan melakukan penertiban pedagang agar semuanya dikembalikan ke Pasar Iriati. Termasuk mengatur penjual sayur-sayuran yang datang dari Nabire, Provinsi Papua.
“Tim penertiban akan segera jalan cek ijin usaha. Jadi yang jualan sembako tidak boleh jualan sayur lagi. Yang dari Nabire juga perlu ditertibkan supaya hanya komoditi yang tidak ada di sini saja yang boleh masuk seperti jeruk, salak. Tapi kalau kangkung di sini sudah ada jadi tidak boleh masuk lagi, “kata Mambor. (Nday)