Nelayan Wondama Selamatkan Ikan Duyung yang Luka Terkena Tombak

WASIOR – Seekor Dugong atau biasa dikenal dengan ikan Duyung dalam keadaan luka parah berhasil diselamatkan nelayan lokal Kampung Aisandami, Distrik Teluk Duari, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Selasa (6/8).

Saat ditemukan di tubuh Dugong malang itu tertancap dua tombak tepat pada bagian punggung luar. Terdapat pula luka tusukan pada bagian ekor mamalia laut yang dilindungi itu. Dengan pertolongan dari warga lainnya, si Duyung kemudian dievakuasi ke kampung Aisandami untuk mendapatkan perawatan.

Yohan Ayamiseba, pemuda Kampung Aisandami yang ikut melakukan evakuasi menuturkan, saat ditemukan Dugong tersebut sudah dalam keadaan lemah karena luka yang dideritanya.

“Ada dua penikam (tombak yang diujungnya dikaitkan dengan tali) dan ada mata kail penyu (mata kail besar) begitu. Kita tidak bisa lepas tombak di laut jadi harus dibawa ke darat, “ tutur Yohan di Kampung Aisandami, Kamis (8/8).

Bersama seorang temannya, Yohan kemudian menggiring Dugong itu menuju Kampung Aisandami. Namun sebelumnya dia sudah melaporkan kejadian itu kepada staf Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) untuk mengetahui langkah apa yang harus dilakukan mengingat Dugong tersebut sudah dalam keadaan luka parah.

Baca Juga :   Luas Hutan Sagu Kian Menipis, DPRD Wondama Dorong Pemberlakuan Sangsi Adat

“Jadi ada tiga luka, ada satu di ekor dan dua dipunggung (hasil tikaman tombak). Untuk tombaknya satu terlepas sendiri saat dia bergerak dan satu masyarakat lepas, “ kata pria yang sebelumnya bekerja sebagai kader konservasi pada Balai Besar TNTC.

Atas saran dari petugas Balai Besar TNTC, Dugong tersebut kemudian dikurung sementara di dekat pelabuhan Aisandami untuk dilakukan perawatan. Dan pada Rabu lalu sudah didatangkan dokter hewan untuk melakukan pengobatan luka-luka yang dideritanya.

Hasilnya, si Duyung sudah memperlihatkan perubahan positif.
Menurut Yohan, mamalia laut yang juga dikenal dengan Babi Laut ini sudah bisa berenang dengan lincah.

“Kemarin saya sudah menyelam lihat dia punya kondisi dia sudah fight (bergerak bebas. Kemarin itu dia lelah karena ada beban yang dia bawa tapi sudah dilepas jadi dia sudah pulih. Memang tombak itu yang buat dia lemah dan agak lama juga ada pelampung yang tahan dia punya kecepatan jadi lemah dari situ, “ujar Yohan.

Baca Juga :   Jabal Nur : Optimis Pimpin Bantaeng

Diapun yakin Si Duyung akan selamat. “Kemarin saya lihat dia punya perubahan itu. Saya molo (menyelam) ke dalam saya sempat sapu-sapu dia punya belakang itu dia sudah main, “ lanjut pria yang kini bekerja sebagai staf Distrik Teluk Duairi.

Sekretaris Distrik Roon Yosep Manupapami yang juga ikut serta dalam evakuasi menambahkan, sesuai petunjuk dokter yang merawat, Dugong tersebut harus diamankan sementara selama lebih kurang tiga hari sampai diyakini benar-benar sudah pulih.

“Dia masih stress jadi dikurung dulu 3 hari baru kalau sudah tenang baru bisa dilepas kembali, “ kata Manupapami.

Menurut Yohan, Dugong memang sering muncul di perairan TNTC terutama di wilayah Teluk Duairi dan Distrik Roon. Dugong malang yang berhasil diselamatkan itupun sudah beberapa kali ditemukan warga bermain di pesisir pantai Aisandami.

“Masyarakat kenal Dugong itu biasa naik di sini karena mereka kenal dia punya punggung yang ada warna putih-putih, “ sebut Yohan lagi.

Baca Juga :   Sungai Kabere Meluap, Porandakan Fasilitas Umum

Dia mengatakan sejak dulu binatang laut yang bisa mencapai umur 25 tahun ini dulu memang sering diburu warga lokal setempat untuk dikonsumsi karena konon memiliki daging yang embuk dan renyah.
Selain tentu saja untuk diambil bagian tubuh tertentu yang dipercaya memiliki khasiat khusus. Umumnya warga lokal memang belum mengetahui kalau Dugong merupakan mamalia yang harus dilindungi karena termasuk binatang laut yang terancam punah.

“Sejak dulu masyarakat sering buru untuk dimakan. Tapi kami sebenarnya sudah beritahu bahwa ini dilindungi tapi ada oknum yang kesadaran masih rendah jadi mereka itu yang mungkin masih buru, “ ucapnya.

Dia sendiri berharap kejadian tersebut merupakan yang terakhir dan ke depan masyarakat tidak lagi berburu Dugong maupun binatang laut lain yang dilindungi termasuk penyu yang banyak hidup di kawasan TNTC.

“Semoga ini yang terakhir karena Dugong, penyu dan lainnya itu merupakan aset kita untuk pariwisata sehingga turis mau datang ke sini, “ pungkas Yohan. (Nday)

Pos terkait