WASIOR, Kabartimur.com – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat di tahun ini kembali melanjutkan program pengembangan jagung serta sayuran dengan memanfaatkan lahan pekarangan maupun lahan kosong milik warga.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Korneles Paduai mengatakan pada tahun ini pihaknya menargetkan pengembangan tanaman jagung jenis Bisi II seluas 25 hektare.
Sementara untuk sayuran seluas 17 hektare dengan komoditas utama cabai, tomat dan sawi.
“Kami sudah komunikasi dengan Kapolres dan Dandim, untuk sayuran dan jagung itu sudah terkoneksi dengan (program) Polri dan TNI dalam rangka menyukseskan ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto,” kata Paduai di kantor Dinas Pertanian dan Pangan di Rasiei, baru-baru ini.
Untuk diketahui, budidaya jagung dan sayuran memanfaatkan lahan pekarangan merupakan program unggulan sektor pertanian pada periode pemerintahan Bupati Hendrik Mambor-Andarias Kayukatuy yang dimulai pada tahun 2023.
Paduai menjelaskan, mulai tahun ini Dinas Pertanian dan Pangan akan melibatkan pemerintah kampung/desa dalam kegiatan budidaya tanaman jagung dan sayuran.
Hal itu sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang mewajibkan setiap kampung/desa mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk program ketahanan pangan.
“Nanti kami kolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung karena mereka ada program ketahanan pangan dengan dana desa. Sehingga kita bisa membentuk kampung sadar ketahanan pangan,” ungkap mantan Kepala Bidang Penyuluh dan Kepala Bidang Hortikultura ini.
Selain itu, pengembangan jagung dan sayuran juga dilakukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini sedang digalakkan Pemerintah Pusat.
Maka dari itu, sasaran pengembangan jagung dan sayuran diarahkan ke wilayah yang dekat dengan lokasi dapur MBG antara lain di Distrik Rasiei, Wondiboi, Wasior dan Teluk Duairi.
“Kita cari petani yang ada di wilayah yang dekat dengan dapur MBG. Jadi nanti kampung ini dia kembangkan komoditas apa, kampung yang lain komoditas apa sehingga nanti bisa konek dengan pengelola MBG, ” kata Paduai.
“Bisa sayur bayam, kangkung ka supaya tidak didatangkan dari luar. Harapannya setiap desa kembangkan sayuran untuk dukung MBG,” lanjut pria asal Windesi ini.
Adapun untuk tanaman jagung, di samping untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, ke depan juga dipersiapkan menjadi bahan baku pakan untuk ayam petelur.
Ayam petelur sendiri sudah ditetapkan sebagai komoditas unggulan bidang peternakan mulai tahun ini.
“Ke depan jagung juga untuk menjadi bahan baku pakan untuk ayam petelur. Sudah ada pengusaha yang siap jadi distributor pakan untuk peternak ayam petelur,” ujar lulusan S2 Ilmu Pertanian Universitas Papua Manokwari ini. (Nday)