Kunjungi DPP IKA UNIPA di Bintuni, Rektor Sagrim Ungkap UNIPA Saat Ini Miliki 52 Prodi

BINTUNI- Rektor UNIPA, Dr. Meky Sagrim Rabu (21/4), mengunjungi DEWAN pengurus Pusat ( DPP ) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNIPA di Kabupaten Teluk Bintuni. Dalam kunjungan kerja tersebut, Meky Sagrim mengungkapkan bahwa saat ini UNIPA telah memiliki sekitar 52 program studi, 26 diantaranya telah terakreditasi B.

“Diharapkan bisa terakreditasi semua. Kita juga punya lab-lab dalam gedung, namun sebagian besar tidak di sertifikasi, bahkan hampir semua peralatan bisa dikatakan tidak layak,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada acara pertemuan dengan alumni yg digelar di rumah tamu negara Teluk Bintuni, Rabu (21/4) lalu.

Bacaan Lainnya

Dikatakan, UNIPA kedepan akan diupayakan menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Namun untuk merubah dari Satker menjadi BLU perlu melakukan perbaikan, seperti sarana prasarana, internet kampus, hingga kejelasan status tanah UNIPA.

Baca Juga :   Peringatan Hari Film Nasional, Fakultas Sastra dan Budaya UNIPA Gelar Pekan Sinema Sastra 2024

Terkait Alumni, Ia berharap alumni dapat berperan dan memberikan sumbangsih bagi almamaternya yaitu UNIPA. Dikatakan, alumni diharapkan dapat memberikan dukungan bagi adik-adik yang baru lulus terutama dalam akses ke dunia kerja.

Karena dunia kerja sangat berbeda dengan dunia kuliah, sehingga diperlukan bimbingan dan pembinaan dari para senior yg lebih dulu mengenal dunia kerja. Oleh karena itu, keberadaan sekretariat alumni sangat diperlukan. Selain sebagai tempat berkumpul, sekretariat IKA UNIPA juga sebagai tempat informasi dan konsultasi bagi para alumni.

Namun hingga saat ini, IKA UNIPA belum memiliki kantor sekretariatan yg direncanakan berada di lokasi kampus.

“Sekretariat selain sebagai tempat temu alumni, tapi juga sebagai tempat informasi bursa kerja dan lapangan kerja. Kita semua berharap UNIPA bisa berkiprah untuk membangun negeri,” harap Sagrim.

Sementara itu Ketua Umum DPP IKA UNIPA yg juga Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw, MT mengakui bahwa perjalanan organisasi alumni belum berjalan optimal.

“Kita harus bangga menjadi alumni UNIPA. Meskipun perjalanan orgnisasi blum optimal, saya sadari itu. Belum mengarah kepada optimalisasi kerja. Padahal batas periode kepengurusan kami sampai dengan tahun 2022 mendatang. Ada beberapa rencana kerja kita yg blum berjalan dengan baik. Bahkan pengurusan Alumni UNIPA di Bintuni sendiri pun belum dilantik,” ujarnya mengakui.

Baca Juga :   Covid 19, Dispen PB Akan Berlakukan Penyederhanaan Kurikulum

Menurutnya kendala yg dihadapi adalah komunikasi yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, ia menilai adanya para alumni belum melihat bahwa wadah alumni sebagai kebutuhan bersama.

“Atau mungkin IKA UNIPA belum memberikan retribusi untuk memberdayakan alumni,” ungkapnya.

Terkait pembangunan sekretariat IKA UNIPA, Petrus berencana pembangunan tahap pertama akan dilakukan tahun ini. Diakui, ketersediaan anggaran serta adanya refocusing utk covid 19 menjadi kendala pembangunan sekretariat yg telah direncanakan beberapa tahun lalu.

Selain itu DPP IKA UNIPA juga belum melaksanakan RAKER. Oleh karena itu, pihakx akan menyusun kembali rencana penyelenggaraan Raker tersebut.

Menjadi harapan dan keinginan kami, utk dibangun fakultas teknik pertambangan dan perminyakan di bintuni. Perpres 109 tahun 2020, bintuni mnjadi kawasan migas.

Sekjen DPP IKA UNIPA, Yohanes A. Lebang, S.P,M.Si. menjelaskan bahwa di papua barat, kepengurusan alumni yg paling siap untuk dilantik adalah kabupaten Fakfak. Sementara untuk Papua, yang dinilai cukup siap utk dilakukan pelantikan pengurus alumni adalah kabupaten keerom, jayapura dan merauke.

Baca Juga :   Ciptakan Lingkungan Bersih, Prodi Manajemen FEB Unipa, Gelar Seminar dan Praktek Pengelolaan Sampah

DIkatakan, DPP IKA UNIPA terdiri dari tiga Korwil, yaitu korwil Papua, Papua Barat dan korwil jabodetabek. Sedangkan untk data base, pihaknya telah membuat secara online yang bisa di akses oleh semua alumni. Ia berharap database alumni dapat terkumpul dengan baik, melalui link KTA (KartubTanda Alumni).

Sebagai bentuk tanggung jawab sebagai alumni, serta sumbangsih terhadap organisasi IKA UNIPA, dikatakan maka para alumni diwajibkan membayar iuran wajib sebesar Rp. 250 ribu/ tahun. Namun diakui bahwa penerapan iuran ini tidak berjalan secara baik.

“Terkait kegiatan iuran kita, kas kita hanya 10 juta rupiah. Padahal kita memiliki ribuan alumni,” jelasnya.

Meskipun demikian, pihaknya terus membuat baliho-baliho atau ucapan-ucapan hari besar dan lain-lain yang menunjukan eksistensi dari ikatan alumni UNIPA.

“Alumni tetap support pak bupati secara maksimal. Bintuni diharapkan bisa menjadi contoh bagi kepengurusan alumni UNIPA di daerah lain,” tutupnya

(Rls)

Pos terkait