Kasihan, Diduga hasil suntik DT pelajar SD Inpres IKIP harus alami operasi karena inveksi

Makassar– Siswa kelas 1 b, SD negeri Inpres IKIP Makassar, AI (7), kini tak mempu mengikuti proses belajar, seperti halnya kawan-kawan sekelasnya.

Pasalnya, ia harus terbaring sakit, akibat suntik DT (Difteri Tetanus) yang diberikan oleh pihak petugas Puskesmas Kassi-Kassi yang memberi sunti DT pada pelajar di sekolah tersebut pada Bulan Oktober 2016 lalu.

Menurut ayah anak tersebut, Aipda Dany, yang bertugas di jajaran Ditlantas Polda Sulsel, sejak dilakukannya suntik DT pihak puskesmas, anaknya sudah mengalami gangguan pada lengannya.

“Semenjak sudah dilakukan penyuntikan, anak saya sudah mulai sakit karena diduga bekas suntuk mengalami inveksi. anak inipun otomatis sudah jarang masuk sekolah karena pengaruh sakit yang dideritanya,” jelas ayah AI, saat diajak bincang-bincang, Senin (14/3).

lanjut Anggota Ditlantas Polda sulsel ini, selama kurang lebih empat bulan anaknyapun rutin berobat dan melakukan kontrol kedokter ahli. Iapu mendapatkan keterangan jika bekas suntik DT anaknya, mengalami inveksi.

Baca Juga :   Sanggar Seni yang Sukses di IEFE JCC Jakarta, Siap tampil di MRSF Selayar

Lucunya, baik pihak Puskesma Kassi-Kassi yang beralamat di Jalan Tamalate, Rappocini, Kota Makassar, , hingga saat ini seakan tidak peduli dengan apa yang diderita anak tersebut akibat dugaan pemberian suntik DT yang salah.

“Belum ada perhatian dari phak puskesmas hingga saat ini. jadi yang mengurus pengobatan AI adalah kami orangtuanya,” tambah Ayah AI.

Iapun kepada indotimnews.com mengaku, lantaran dugaan inveksi tersebut, anaknya dioperasi pada Hari Jumat 11 maret 2016 di Rumah sakit wahidin Wirohusodo, Jalan Perintis Kemerdekaan, tanpa sepemgetahuan pihak Puskesmas Kassi-Kassi, Dinas Kesehatan (Dinkes Makassar)

“Pihak dokter yang menangani operasi ini juga menduga kuat inveksi yang diderita akibat suntikan DT,” papar Dany.

Oleh sebab itu, kedua orangtua AI berharap, agar petugas Puskesmas Kassi-kassi tidak lepas tangan dan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah tempat anaknya mengenyang pendidikan. Lalu siapa yang harus bertanggungjawanb akibat inveksi yang diderita pelajar kelas 1 SD Inpres IIKIP tersebut?

Baca Juga :   Bertahun Tahun Sakit Bocah Dari Keluarga Miskin di Tana Toraja Belum Disentuh Pemerintah

sememtara itu, kepala Puskesmas Kassi-Kassi, tamalate, dr. Mariyati saat memberi konfirmasi via telepon selularnya, mengakui, baru mengetahui jika pelajar SD inpres IKIP tesebut dioperasi. Alasannya, pihak keluarga anak tersebut tak pernah memberi informasi ke pihak Puskesmas kassi-Kassi jika AI menjalani operasi yang diduga kuat akibat kesalahan ataupun kelalaian suntik DT tersebut.

“Selama ini pihak Puskesmas tak mengetahui jika AI menjalani operasi, karena diduga akibat efek suntik DT. namun beberapa hari lalu ada pihak puskesmas yang berkunjung ke rumahsakit tempat AI dirawat, untuk melihat langsung kondisi anak tersebut,” jelas dr. Mariyati.

Saat ditanya terkait ada upaya lepastangan pihak Pusksmas kassi-Kassi terkait kondisi AI, Kepala Puskesmas Kassi-Kassi ini menampik. sebagai tanggungjawab, ia bersama pihak Dinkes, berencana mengunjungi anak tersebut di rumahsakit guna memantau langsung kondisi AI.

Baca Juga :   Lomba Kuliner, TP-PKK Enrekang Terbaik II Tingkat Nasional.

ddikter inipun menceritakan kronologis singkat penyuntikan DT terhadap para pelajar di sekolah tempat AI mengenyang pendidikan.

“Penyuntikan Imunisasi (DT) ini dilakukan sesuai dengan standard operating procedure (SOP), Pihak Puskesmas sebelum turun melakukan kegiatan tersebut terlebih dahulu mendapat persetujuan para orangtua pelajar, walaupun itu hanya lisan yang disampaikan pihak sekolah,” tambahnya.

Terkait dengan perawatan AI di rumahsakit, kepala puskesmas ini menjelaskan jika orag tua AI menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosia (BPJS), namun sebelumnya merupakan rujukan yang diberi phak Puskesmas Kassi-kassi.

Editor: Zulkifli Malik

Pos terkait