Kapolres Toraja Utara Dandim dan Pemuda Pancasila Bangun Sinergitas Perangi Narkoba di Bumi Pongtiku

TANA TORAJA, Kabartimur.com – Maraknya peredaran Narkoba bukan lagi persoalan lokal, case ini telah menjadi problematika dunia dan musuh bersama. Distribusi Narkoba lintas daerah, provinsi dan negara yang kian merajalela, seolah ingin membawa pesan bahwa, momok dari benda terlarang ini tak mengenal ujung.

Toraja sebagai kawasan yang strategis dan sasaran musuh (narkoba) cukup memberi celah bagi mafia benda haram perusak generasi ini. Beberapa kasus penangkapan dan penyergapan penyeludupan narkoba yang terus meningkat, menandakan perlunya upaya lebih dalam pencegahan maupun pemberantasan.

Untuk itulah Pemuda Pancasila Polres Toraja Utara dan TNI berkolaboraso, bersinergi untuk memerangi barang haram tersebut di Bumi Pongtiku.

Kapolres Toraja Utara, AKBP Eko Suroso pada media ini, Senin (20/2/2023) mengemukakan bahwa, yang disiapkan sebagai salah satu satgas terdepan bersama Kepolisian-TNI, Pemuda Pancasila dan Masyarakat dalam rangka memerangi Narkoba.

Baca Juga :   DJKI - Tokopedia Bantu Kembangkan Usaha Produk Indikasi Geografis melalui Program Geographical Indication Goes to MarketplaceKab

Eko menyampaikan perlunya upaya bersama dalam mengatasi masalah berstatus lintas provinsi dan daerah.

“Ini salahsatu cara sebagai bentuk perhatian kita bersama. Narkoba saat ini telah menghantui masyarakat. Kami sangat berharap, para pegiat dan pemerhati bisa memberikan dedikasi terbaik untuk persoalan ini,” terangnya.

Kapolres memberikan apresiasi yang tinggi atas sinergitas pemuda pancasila, TNI serta masyarakat, tokoh pemuda, agama dan adat ini. Menurut Kapolres, BNNK maupun pihak kepolisian, TNI tidak bisa bekerja secara maksimal tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Saat ini mafia narkoba punya berbagai ide untuk menembus pasarnya hingga ke perkampungan. Hadirnya para pegiat anti narkoba ini sangat kami apresiasi dan kami harapkan dapat memaksimalkan seluruh kinerja kita bersama,” ujarnya.

“Kita paham, seperti sabu saja yang dari Kabupaten Sidrap dan Luwu harganya selangit berkisaran 400 ribu/gram kalau dirupiahkan dan bisa meningkat empat kali lipat jika sudah dipasarkan. Dengan banyaknya keuntungan ini tentu menjadi alibi bagi mereka untuk melakukan berbagai cara menembus pasar yang lebih luas hingga ke sini,” jelasnya. (Red/Megasari)

Pos terkait