Intervensi Cegah Stunting di Kecamatan Sabbang Digelar Ditiap Desa

LUWU RAYA, Kabartimur.com – Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Kecamatan Sabbang Selatan, Sudarmi Idrus, SKM menyampaikan penanganan stunting penting dilakukan melalui dua intervensi. Intervensi itu yang dimaksudkan yakni, intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Menurutnya, penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Bacaan Lainnya

Sudarmi menyebut di kecamatan Sabbang Selatan baru 5 (lima) desa yang sudah digelar lokasi fokus stunting yakni, Desa Dandang, Buangin, Terpedo Jaya, Kalitok dan Desa Tete Uri dan dihadiri Camat Sabbang Selatan Syahruddin, Bhabinkamtibmas desa serta Ketua PKK desa dan anggota.

Baca Juga :   Cegah Stunting di Luwu Utara Kunci ABCDE Disosialisasikan.

Pihaknya menjelaskan, intervensi gizi spesifik yaitu intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif yakni, intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.

Sementara berdasarkan berbagai literatur maupun studi, komponen intervensi sensitif memiliki proporsi yang besar, yakni 70 persen.

Kepala PKM Sabbang Selatan menambahkan bahwa, intervensi stunting harus dilakukan multi sektoral. Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam percepatan penurunan stunting, baik intervensi gizi spesifik maupun gizi sensitif, seperti kehadiran ibu-ibu dan anak di Posyandu, pemberian air susu ibu ekslusif, PMT.

Dan itu merupakan bagian dari program pemerintah atau lembaga sesuai dengan dengan tugas dan fungsi masing-masing, seperti perangkat daerah terkait, pendidikan dan masyarakat.

Sudarmi mengharapkan adanya kolaborasi multi sektoral, baik antar institusi pendidikan dan lembaga pemerintah dapat mewujudkan konvergensi yang baik, demi pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Luwu Utara, dan di wilayah PKM.

Baca Juga :   PMD Kabupaten Lutra  Salurkan BLTDes Periode April 2023

Untuk diketahui bahwa, Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 27,7 persen pada 2019. Ini tentunya membutuhkan upaya yang harus dipertahankan dan bisa mencapai target nasional tahun 2024 menjadi 14 persen. (Red/Yustus)

Pos terkait