HUT GKI ke 62, Bupati Imburi Serukan Rajin Berdoa Agar Kerajaan Allah Bisa Terwujud di Wondama

WASIOR – Bupati Teluk Wondama, Papua Barat Bernadus Imburi mengajak warga masyarakat terutama umat Gereja Kristen Injili (GKI) menjadikan HUT GKI di Tanah Papua ke-62 momentum untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dengan selalu rajin berdoa dan bersyukur kepada Sang Pencipta.
Bupati berkeyakinan jika semua masyarakat rajin berdoa maka Kerajaan Allah akan hadir dalam kehidupan masyarakat sehingga Wondama yang berstatus Tanah Peradaban Orang Papua akan dipenuhi kedamaian dan kebahagiaan.
“Kita semua yang ada di 13 distrik setiap pagi kita berdoa ‘Datanglah KerajaanMu’, maka kalau kita semua berdoa, maka kerajaan di Surga akan datang di sini, di selatan dan uatra timur dan barat. Maka kabupaten ini akan damai. Karena kalau ada kerajaan Allah itu tidak ada yang baku marah, tidak ada yang baku tipu, tidak ada yang iri hati, “ ucap Imburi.
Bupati menyampaikan itu saat memberi sambutan sebelum dilangsungkan ibadah syukur memperingati 62 tahun lahirnya GKI di Tanah Papua di gedung gereja Jemaat Betesda Manggurai, Jumat lalu.
Bupati mengaitkan dengan tema sentral perayaan HUT GKI di Tanah Papua tahun ini yakni ‘Datanglah KerajaanMu’.
“Kalau Kerajaan Allah akan hadir di kabupaten ini. Kalau itu ada pasti kita semua baku sayang, kita semua saling mengasihi karena Tuhan mengasihi kita semua, “ lanjut orang nomor satu Wondama ini.
Peringatan hari jadi GKI di Tanah Papua ke-62 dirayakan dalam ibadah syukur meriah yang dihadiri ratusan jemaat di kota Wasior dan sekitarnya. Ibadah syukur dipimpin Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pendeta Hezkia Rollo, STh.
Senada dengan Bupati, dalam sambutannya Pendeta Hezkia juga menekankan bahwa pembangunan peradaban baru di Papua membutuhkan pemimpin yang memiliki sikap hidup takut akan Tuhan.
“Menjadi pemimpin gereja, pemimpin pemerintahan maupun di bidang lainnya sebenarnya tidak susah. Kita harus yakin bisa asalkan memiliki sifat yang takut akan Tuhan dan hidup sesuai firman Tuhan, “ kata Pendeta Hezkia.
Dia lantas mengulas sejarah lahirnya GKI di Tanah Papua yang merupakan lembaga agama pertama dan tertua di Tanah Papua.
Di mana di dalamnya ada bukit Aitumeiri di Miei, di Wondama kini menjadi situs peradaban orang Papua dan zendeling Isack Semuel Kijne, misionaris asal Belanda yang merupakan tokoh sentral peletak dasar peradaban baru orang asli Papua.
“Aitumeri, Miei jadi pusat peradaban dan setelah Aitumeiri (pusat pendidikan untuk orang Papua) ditutup apakah kita akan tinggalkan dia, “ kata Pendeta Hezkia mengajak semua pihak termasuk pemerintah daerah agar tidak membiarkan situs Aitumeiri terabaikan begitu saja. (Nday)

Baca Juga :   Pembangunan Kantor CDK Wondama Dimulai, Pengawasan Hutan Wondama Diharap Semakin Kuat

Pos terkait