KABARTIMURBMANOKWARI-Perayaan HUT Pekabaran injil (PI) ke 163 dilaksankan di Mansinam Center (5/2).Perayaan ini dihadiri langsung cicit Ottow dan Geissler yang membawa injil masuk tanah Papua yaitu Hans Ottow and Jillian ( cicit Carl Willhem Ottow) dan Johann Gottlob Geissler Jr ( cicit Johan Gottlob Geissler).
Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan berharap perayaan HUT PI ini dapat memberikan berkat yang berlimpat ganda bagi masyarakat Papua.
Sementara Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan dalam sambutannya menyampaikan bahwa mewujudkan tanah Papua barat yang aman diperlukan tanggung jawab prinsip saling menghargai dan saling menghormati dalam perbedaan suku dan agama guna menciptakan kondisi kehidupan sosial masyrakat yang damai dan hamonis sebagai syarat utama mendukung pembangunan manusia di Papua Barat.
“Menengok kembali perjalanan sejarah pekabaran injil maka kita akan berada pada satu titik dimana semua akan mengatakan bahwa bukanlah suatu hal yang kebetulan , ketika pada tanggal 5/2/1855 C.W Ottow dan J.G.Geissler tiba dan mendarat di pulau Mansinam, Kita semua yakin dan percaya bahwa mereka dituntun Tuhan untuk datang dan berbuat kebaikan untuk tanah Papua yang pada saat itu disebut sebagai wilayah kegelapan untuk diubah menjadi wilayah terang, diufuk timur sebagai tanah Firdaus yang merupakan tempat pilihan Allah” kutip Dominggus.
Dominggus menilai, Perkembangan pekabaran injil di Tanah Papua telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan peradaban di tanah papua khususnya dalam pembentukan landasan spiritual, moral, dan etika bagi masyrakat sekaligus sebagi sistem nilai yang seharusnya dipahami dan diamalkan oleh setiap individu, keluarga maupun dalam kehidupan sehari-hari.
“Secara khusus dikota injil Manokwari, komitmen membangun tanah Papua Barat dimulai dari tapak injil pulau Mansinam, maka sinar akan memancarakan kasih bagi orang Papua guna terwujudnya kehidupan yang berkedamaian , bermartabat, berkeadilan , dan berjatidiri” tandas Dominggus.
Mengutip kata-kata Zendeling Geissler di bibir pantai pulau Mansinam pada sabtu 18 april 1863 yang berbunyi, Puji Tuhan , selamat datang di Nieuw Guinea disinilah Mansinam dengan pasir putihnya yang berkilauan jika dipandang dari kejauhan , dan pada semenanjung teluk ini disanalah pegunungan arfak.
Kepastian tentang pekerjaan zending yang teletak didepan mata dengan medan kerja ibarat raksasa yang harus dibangun , serta lautan luas yang terbentang dengan keindahan alam yang tak terbayang sedang menantikan para pekerja yang beriman dengan setia dan dengar-dengaran, tandas Dominggus.