MANOKWARI, Kabartimur.com – Film dokumenter yang berjudul Lamek resmi diluncurkan Sabtu (10/09/2022) di Hotel Swisbell Manokwari, Papua Barat.
Film Lamek yang disutradarai oleh Yulika Anastasia digarap oleh Rumah Toproduction menceritakan tentang perjuangan seorang anak asli Papua yang bernama Lamek Dowansiba dalam mendirikan puluhan rumah baca dan bersama teman-teman pegiat literasi di Manokwari memerangi buta aksara hingga ke pedalaman Papua Barat
Pemutaran film Lamek sangat menyentuh Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Silitonga.
“Saya sangat tersentuh dan tersinggung” kata Kapolda usai menonton film dokumenter Lamek.
Kapolda mengungkapkan bahwa dirinya sangat tersentuh dengan film Lamek yang berjuang memerangi buta aksara dengan segala keterbatasan yang ada namun semangat yang luar biasa sampai bisa mendirikan rumah baca dan sangat tersinggung sebagai aparat yang tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kalau tidak tersinggung berarti kemanusiaan benar-benar mati. Perjuangan pegiat literasi mengenalkan huruf ke anak-anak dengan kondisi yang masih jauh tertinggal. Orang di luar Papua sudah bisa tetapi disini belum” ungkap Kapolda penuh haru.
Kapolda menekankan bahwa perjuangan pegiat literasi perlu didukung dan akan bersinergi melakukan perubahan di tanah papua.
“Kamu tidak sendiri.Kita harus keroyok dan akan bersama-sama maju membuat perubahan, semua harus jalan, daripada polisi duduk termenung lebih baik mereka manfaatkan waktu untuk membantu guru dalam memberikan semangat kepada anak- anak agar bisa melihat figur yang baik” ujar Kapolda.
“Lamek dan kru semua tidak usah berkecil hati, anak yang kalian bimbing untuk mengenalkan huruf kelak akan menjadi seseorang yang bisa berguna dan menjadi anak luar biasa” tambah Kapolda.
Pihaknya berterimah kasih kepada tim pegiat literasi yang sudah berjuang untuk Papua.
” Aku sudah berbuat apa sih untuk tanah Papua? dan hal itu yang membuat saya tersinggung karena belum berbuat apa” ucap Kapolda.
Pihaknya mengajak semua pihak untuk membenahi yang belum baik dan melimpahkan perhatian dan cinta kepada tanah Papua untuk menjadi lebih baik.”Kekayaan itu jangan kita biarkan tidur dan kita harus menikmatinya dengan sejahtera ” harap Kapolda.
Senada disampaikan oleh Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema menyampaikan bahwa saatnya untuk action.”Bicara soal pendidikan potret dari Lamek tidak usah saling bertanya titik sentralnya adalah action. Kalau Lamek bisa berarti yang hidup di Papua barat semua bisa. Potret Lamek tidak harus mempunyai kapasitas dan profesi karena hanya dengan baca tulis bisa menentukan suatu peradaban” ujar Gabriel.
Pangdam menegaskan bahwa pada tingkat jajarannya akan menerapkan kepemimpinan hati dan harus action , pada tingkatan kodim wajib mempunyai rumah baca dan saat ini sudah berjumlah 1000 anak baca.
“Minggu depan kita kolaborasi akan mempersiapkan dan memperbanyak kuantitas dari relawan.Sudah dibiayai oleh negars maka saya tuntut untuk transfer ilmunya” tegas Pangdam.
Pada kesempatan yang sama Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat, George Dedaida berharap permasalahan pendidikan yang ada harus dituntaskan.
” Masalah pendidikan ini Kita harus keroyok bersama apa yang bisa kita buat dan harus mengedepankan pola pendekatan yang baik dalam memberikan edukasi agar ilmu pengetahuan bisa diterima dengan baik dan jangan hanya berpatokan dengan kurikulum” kata Dedaida.
Pihaknya mengajak untuk berbagi peran dan berjalan bergandeng tangan mencerdaskan generasi bangsa ini.
“Saya tersentuh , tersinggung dan tersudut” ujar Dedaida seraya mengatakan bahwa dirinya tersudut karena melihat bagaimana literasi itu berkembang untuk tidak mengulangi masalah lalu.
Diketahui ,pemutaran Film Lamek, dilakukan di dua tempat yakni pemutaran Perdana sekaligus diskusidigelar di Manokwari Sabtu (10/9) dan tanggal 12 September pemutaran akan dilaksanakan di Kantor Bupati Pegunungan Arfak. (Red/*)