PEGAF— Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat berharap masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak ––yang kawasan hutannya sebagian besar merupakan kawasan konservasi–– untuk melestarikan hutan.
Harapan tersebut disampaikan Kepala Bidang Perlindungan dan Penyuluhan Kehutanan Dinas Kehutanan Papua Barat Sylvia M. A. Makabori dalam penyuluhan kehutanan kepada masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak di Aula Kantor Bupati Pegaf, Anggi, Selasa (19/10/2019).
Sylvia mengatakan, hutan merupakan warisan leluhur yang harus dijaga kelestariannya agar tidak menciptakan bencana bagi umat manusia.
Dia mengatakan hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia, tempat penyimpanan cadangan air, pengendali bencana dan beberapa fungsi lainnya yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
“Kelestarian dan keutuhan hutan dapat tercapai ketika masyarakat juga ikut membantu menjaganya. Untuk itu kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya hutan untuk umat manusia,” kata Sylvia.
Wilayah Kabupaten Pegaf yang mencapai luas 2.773,74 kilo meter persegi, hampir 90 persennya merupakan kawasan hutan. Hampir seluruh kawasan hutan di daerah tersebut masuk dalam kawasan hutan konservasi.
“Kita tidak bisa menutup mata dari dampak-dampak yang terjadi ketika hutan rusak. Kami berharap pemilik hak ulayat untuk menjaga kelestarian hutan agar dapat dinikmati oleh generasi berikutnya,” ujarnya.
Selain masyarakat adat, Sylvia juga mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk ikut bekerja sama dalam menjaga kelestarian hutan di daerah dengan julukan negeri atas awan Papua ini. Apalagi, ia menekankan, daerah ini juga menjadi sumber penyedia air (mata air) untuk kabupaten tetangganya seperti Manokwari dan Manokwari Selatan.
“Ini bukan hanya tugas dari kehutanan, tapi seluruh elemen. Baik itu pemerintah dan masyarakat, perlu bekerjasama untuk menjaga kelestarian hutan. Jika hutan di Pegaf rusak dapat berdampak bagi kabupaten lainnya,” katanya. (Iky)