PEGAF— Masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, diajak untuk tidak membakar lahan dalam mengelola pertanian karena dapat menyebabkan kebakaran hutan.
Kepala Cabang Dinas (KCD) Kehutanan Wilayah I Kabupaten Pegunungan Arfak Daud Womsiwor, mengatakan, membuka lahan dengan cara membakar adalah langkah yang keliru karena dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara luas.
“Apalagi keadaan umum di sekitar wilayah danau laki-laki dan perempuan daerah ini di dominasi oleh tumbuh-tumbuhan bawah. Selain itu adanya kecepatan angin dapat dengan mudah membuat api merambat dengan cepat,” kata Daud di Distrik Anggi, Selasa (19/11/2019).
Daud mengingatkan bahwa kebakaran lahan baru-baru ini di Distrik Sururey, agar dapat menjadi pelajaran kepada masyarakat untuk memakai metode yang tepat dalam memanfaatkan lahan.
“Kami tidak melarang masyarakat membuka lahan apalagi untuk kepentingan pertanian. Kalau memang mau pakai api harus sangat hati-hati. Apalagi petani belum mempunyai pengetahuan untuk membuat sekat-sekat penyanggah kebakaran,” ujarnya.
Daud mengatakan, pengolahan lahan pertanian di musim kemarau harus dilakukan dengan hati-hati. Karena itu dia menyarankan agar masyarakat hanya mencabut rumput yang ada kemudian meratakannya dengan tanah. Tumbuhan yang diratakan dengan tanah dapat menjadi pupuk alami yang berguna untuk kesuburan tanaman pertanian.
Lebih lanjut dia mengatakan, Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan salah satu destinasi pariwisata di Papua Barat. Karena itu harus dirawat, sebab jika hutan dan lahan banyak dibakar maka akan mengurangi keindahan alam wisata pegunungan yang menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi daerah tersebut.
“Kalau sudah banyak dibakar maka keindahan alamnya akan rusak. Tidak ada nilai jual lagi kalau sudah rusak, wisatawan akan berpikir untuk mengunjungi Pegaf,” pungkasnya. (Iky)