WASIOR – Konferensi Masyarakat Adat Kabupaten Teluk Wondama dijadwalkan dibuka besok hari, Selasa, 22 Maret 2022.
Konferensi yang melibatkan seluruh perwakilan masyarakat adat di Wondama itu mengusung tema sentral yaitu menyelamatkan manusia, tanah dan sumber daya alam Papua.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Teluk Wondama Adrian Worengga menjelaskan, Konferensi Masyarakat Adat Kabupaten Teluk Wondama merupakan tindak lanjut hasil keputusan musyawarah besar masyarakat adat Papua di Kabupaten Kaimana pada 2021 lalu.
“Konferensi Masyarakat Adat Teluk Wondama ini akan menggabungkan LMA Kabupaten dan semua LMA distrik menjadi satu yaitu akan berubah nama menjadi Dewan Adat Daerah Teluk Wondama, “kata Worengga di Sekretariat LMA di Wondiboi, Distrik Wondiboi, Sabtu malam lalu.
Worengga mengungkapkan isu pokok yang akan jadi pembahasan utama adalah terkait bagaimana menyelamatkan manusia orang asli Papua melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan agar generasi orang asli Papua di Wondama bisa memiliki kemampuan dan daya saing yang kuat.
“Menyelamatkan orang Papua (dimulai) dari seorang ibu yang sedang mengandung, bagaimana menyelamatkan bayi yang ada dalam kandungan, bagaimana menyelamatkan dia itu perlu ada asupan gizi. Sehingga akan melahirkan manusia yang berkualitas, “kata Worengga.
Juga mengenai pengelolaan dan pemanfaatan tanah dan sumber daya alam untuk kesejahteraan orang Papua. Termasuk menjaga kelestarian SDA di Wondama agar bisa dinikmati generasi mendatang.
“Sehingga ini yang perlu kami sebagai masyarakat adat perlu diangkat dan dibicarakan sehingga gereja dan pemerintah juga mendukung,”ucap Worengga.
“ Jadi konferensi ini tetap dalam bingkai NKRI. Kami tidak bicara ke hal-hal yang lain tetapi konteks berbicara tentang menyelamatkan manusia dan sumber daya alam Papua,” lanjut pensiunan TNI AD ini.
Sejumlah tokoh diundang untuk menghadiri konferensi masyarakat adat tersebut. Di antaranya Ketua Dewan Adat Papua Manawir P. Yarangga dan Sekretaris Umum Leonard Imbiri yang telah tiba di Wasior pada Minggu malam, akademisi dari Unipa Manokwari, Ketua Asosiasi Pengusaha Asli Papua (ASPAP) Provinsi Papua Barat juga penggiat HAM dari LP3BH Manokwari.
Panitia juga mengundang Bupati dan Wakil Bupati Teluk Wondama bersama semua unsur Forkopimda juga para tokoh agama. Secara keseluruhan ada 300 peserta yang diundang termasuk para kepala OPD, kepala distrik dan kepala kampung.
“Kami juga sudah undang Bapak Gubernur Papua Barat untuk membuka konferensi, “ucap Worengga yang menyebut panitia tetap menjaga penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung.
Dukungan Masyarakat Adat
Konferensi Masyarakat Adat Teluk Wondama mendapat dukungan dari elemen masyarakat adat di tingkat distrik.
Ketua LMA Distrik Wasior Robert Torey ditemui di tempat yang sama menyatakan mendukung penuh penyelenggaraan konferensi masyarakat adat Teluk Wondama. Torey juga memastikan forum tersebut tidak membahas agenda politik termasuk isu Papua merdeka.
“Kami masyarakat adat Wasior senang dan mendukung semua yang akan diatur dalam pertemuan besar ini. Dan di dalamnya tidak ada hal-hal yang diluar dari pembangunan untuk manusia dan masyarakat di Wondama,”ucap Torey.
Dukungan juga disampaikan perwakilan masyarakat Naikere, wilayah di bagian barat Teluk Wondama. Penyatuan semua lembaga adat dalam satu wadah diharapkan suara dan aspirasi masyarakat adat di Wondama akan semakin diperhatikan.
“Kita di Wondama ini lahan (tanah) ini selalu jadi sumber konflik di masyarakat. Jadi kami harapkan nanti soal lahan itu ditangani (melibatkan) oleh lembaga (lembaga adat) sehingga di kemudian hari tidak ada lagi konflik di masyarakat,”pesan Konstan Natama, tokoh masyarakat Naikere. (Nday)