WASIOR – Kabupaten Teluk Wondama mencatatkan tambahan 4 kasus positif virus corona atau Covid-19 pada Sabtu, 3 Oktober 2020. Tambahan 4 kasus baru membuat jumlah pasien konfirmasi yang dirawat di ruang isolasi RSUD Teluk Wondama menjadi 14 orang. Jumlah itu menjadi rekor tertinggi sejak penemuan pertama kali kasus positif Covid-19 di Wondama pada April lalu.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Teluk Wondama dr.Yoce Kurniawan menyebutkan, tambahan 4 kasus positif baru membuat daya tampung ruang isolasi RSUD Teluk Wondama nyaris penuh.
Saat ini hanya tersisa dua tempat tidur saja karena kapasitas maksimal ruang isolasi di RSUD Teluk Wondama adalah 16 tempat tidur.
“Di ruang isolasi sekarang ada 14 pasien positif. Sedangkan kalau dihitung kapasitas maksimal, kami 16 (tempat tidur).
Jadi kalau memang over dari itu sebelum ada yang keluar memang perlu dibicarakan di mana tempat lain untuk melakukan penampungan,” kata dr.Yoce pada jumpa pers di Manggurai, Sabtu malam.
Tidak cuma soal daya tampung ruang isolasi, RSUD Teluk Wondama juga diperhadapkan dengan persoalan lain yakni persediaan cartridge untuk mesin TCM (tes cepat molekular) yang semakin menipis.
Per 3 Oktober 2020, stok cartridge TCM yang merupakan bahan habis pakai hanya tersisa 2 unit saja.
“Tetapi kalau kita kaitkan dengan jumlah cartridge, tinggal 2. Mungkin Tuhan sudah atur, pada 7 atau 10 (Oktober) baru ada beberapa yang keluar dari ruang isolasi karena sudah lewat masa pengawasan.
Kalau ada tambahan lagi dua, itu sudah kapasitas maksimal sebelum kami dapat tambahan bantuan cartridge dari Provinsi atau mendapat jatah sedikit dari importir tunggalnya. Yang pasti minggu ini kita tidak dapat jatah karena memang jumlahnya terbatas,”ucap Direktur RSUD Teluk Wondama ini.
Mengenai tambahan 4 kasus positif baru, jelas Yoce, terdiri dari 2 orang laki-laki asal Manokwari dan sepasang suami istri asal Kabupaten Nabire.
Dua laki-laki dimaksud adalah pekerja pemasangan jaringan listrik dan telah 2 minggu berada di Wasior.
“Ada isu mereka tidak ke rumah sakit alias kabur (setelah diperiksa rapid test di Puskesmas), saya mau klarifikasi, itu tidak benar. Dan mereka bukan pekerja PLN tapi pekerja (swasta) yang melakukan pekerjaan pemasangan jaringan listrik, “jelas Yoce.
Sementara untuk pasangan suami istri dari Nabire, sedianya mereka akan berangkat ke Manokwari menggunakan KM.Gunung Dempo pada Sabtu malam.
Keduanya bersama anak mereka berusia tahun sudah memiliki rapid test dengan hasil nonreaktif sewaktu masuk ke Wasior.
Namun untuk kepentingan mengurus surat jalan, mereka melakukan rapid test ulang di Wasior. Menurut Yoce, layanan rapid test untuk keduanya tidak dilakukan di Puskesmas Wasior karena sudah menjadi kesepakatan bersama untuk tidak melayani rapid bagi pelaku perjalanan dari Nabire.
“Tetapi mereka kemudian melakukan rapid di apotek dengan rapid kelas 1, hasilnya reaktif. Sehingga di bawa ke RS langsung di-swab hasilnya adalah positif. Sementara anak mereka usia 5 tahun, negatif, “terang Yoce.
Dengan tambahan 4 kasus baru maka secara akumulatif jumlah kasus positif virus, corona di Wondama per 3 Oktober 2019 naik menjadi 49 kasus positif, 34 sembuh dan 1 orang meninggal dunia. (Nday)