MANOKWARI, Kabartimur.com- Pembangunan gereja dan kantor Majelis Daerah mewujudkan Manokwari sebagai Kota Injil dan pusat peradaban yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Manokwari, Hermus Indou dalam sambutan pada acara persemian kantor Majelis Daerah (MD) GPKAI Griffiths Syoribo di Jln poros Syoribo kampung tanah Merah indah, Distrik Manokwari Barat,sabtu (14/1/2023).
Bupati menjelaskan bahwa sejalan dengan motto Manokwari untuk Semua, Semua untuk Manokwari maka pembangunan manusia Indonesia dan juga Manokwari seutuhnya harus menempatkan antara pembangunan jasmani dan rohani menjadi sesuatu yang bisa dibangun secara bersama-sama.
“Kita tidak bisa berat sebelah untuk membangun rohani jasmani saja tanpa melihat kehidupan kita. Ini menjadi sesuatu yang utuh yang sejak awal sudah diciptakan oleh Tuhan di dalam diri kita” kata Bupati.
Menurutnya, Gereja dan juga Jemaat adalah Legacy dari Tuhan dan merupakan warisan peninggalan serta kekayaan dari Tuhan yang ditinggalkan atau diwariskan Tuhan kepada setiap orang percaya untuk diurus, diselenggarakan untuk membangun kerajaan Allah di bumi dan mewujudkan kehendak Allah dan Tuhan Yesus yaitu jadilah kehendak Mu di bumi seperti di surga karena tentu ini menjadi Legacy maka Tuhan tentu akan memberkati kita semuanya dan menerima kepercayaan dari Tuhan.
“Gereja bukan barang milik pribadi, gereja bukan milik pemerintah tetapi gereja adalah institusi yang dilahirkan Tuhan sendiri sejak awal dan Tuhan memberikan kepercayaan kepada kita untuk kita mengurusnya” terang bupati.
Pihaknya berharap agar jemaat dalam mengurus gereja dengan baik sehingga Tuhan pun berkenan dan dalam masa hidup kita Tuhan bisa memberikan pertanggungjawaban yang baik kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebagai Kota Injil tentu instansi gereja tidak untuk mendeskriminasikan agama-agama yang lain dan juga suku-suku yang lain tetapi keberadaan gereja Justru harus harus mengintergrasikan seluruh atau mempersatukan seluruh umat manusia yang diciptakan oleh tangan Tuhan sendiri dalam berbagai rupa dan juga suku yang berbeda-beda.
Manokwari sebagai Kota Injil harus mempunyai hubungan dengan Tuhan harus baik dan juga hubungan dengan sesama itu berbicara kasih tidak memandang perbedaan suku ras dan golongan agama dan lain-lain dan gereja harus hadir.
“Kalau gereja sudah menciptakan perbedaan, maka itu bukan gereja yang sesungguhnya karena kota Injil harus kita tempatkan pada makna yang benar dan tidak membangun diskriminasi di kota ini” Harapnya.
Sebagai Kota Injil juga bersama-sama untuk menjaga alam lingkungan, wilayah dari sampah dan juga kerusakan-kerusakan lingkungan yang ada karena Tuhan menciptakan manusia pada hari yang kelima dan sebelumnya Tuhan menciptakan alam semesta Supaya kehidupan manusia itu bisa berlangsung secara terus-menerus karena itu wajib hukumnya.
“Mari kita jaga Manokwari sebagai rumah kita bersama-sama.Bersihkan Manokwari dari sampah dan penyakit-penyakit sosial yang lainnya dan ini menjadi tanggung jawab gereja dan juga kita bersama-sama” Harapnya.(Red/*)