MANOKWARI- Dalam rangka merumuskan dan menyepakati rencana aksi pengembangan kawasan beberapa distrik di kabupaten Manokwari, Badan Perencanana Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD), selasa 1/12/2020 di Hotel Swisbell dengan tiga agenda pembahasan yakni pembahasan rencana aksi pengembangan kawasan distrik Tanah Rubuh, kawasan Mokwan distrik Warmare, dan kawasan distrik Manokwari utara.
Hal tersebut Sesuai dengan permendes nomor 5 tahun 2016 tentang pembangunan kawasan perdesaan pemerintah kabupaten yang diharapkan bisa membangun kawasan dalam sebuah distrik atau kecamatan sesuai dengan tematik kawasan pada wilayah tersebut yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa serta untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi pada beberapa distrik yang dikategorikan tertinggal.
Adapun distrik tersebut yakni distrik Manokwari utara, distrik Tanah Rubuh dan kawasan Mokwan distrik Warmare merupakan beberapa fokus wilayah yang menjadi perhatian khusus pengembangan kawasan oleh pemkab Manokwari.
Sebagaimana Tahun 2021-2025 merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) baru yang akan membutuhkan masukan apa yang akan dilakukan untuk lima tahun kedepan.
Kepala Bappeda Manokwari, Tajudin menyampaikan bahwa Bappeda mempunyai Tugas untuk menyusun rpjmd secara termokrat guna mendorong pembangunan yang ada di Manokwari.
Tajudin menyebut bahwa tingkat kemiskinan untuk kabupaten Manokwari masih terbilang masih tinggi diakhir tahun 2020 dengan angka 18 persen karena secara nasional harus 1 digit minimal 10 persen dan upaya tersebut akan didorong pemda Manokwari untuk mencapai angka tersebut.
Tajudin mengatakan bahwa wilayah Papua Barat memiliki potensi yang luar biasa yang bisa dikembangkan namun hingga saat ini masih jalan ditempat dan berjalan sendiri-sendiri.
Olehnya itu, pihaknya membuat perencanaan terpadu pada semua OPD untuk terlibat langsung dalam pengembangan potensi dengan tujuan sama yakni orientasi Ekspor.
Tajudin menilai bahwa potensi komoditi yang dimiliki oleh Manokwari bisa dikembangkan untuk menjadi komoditi ekspor mengingat permintaan pasar dunia terbilang tinggi seperti Kopi untuk dataran tinggi, pisang dari distrik Tanah Rubuh, dan kakao/coklat di distrik Manokwari utara.
Selain itu potensi ekspor ikan tuna juga sangat memungkinkan mengingat wilayah pantai Manokwari cukup luas sehingga jika dikembangkan akan mempengaruhi perekonomian masyarakat Manokwari dan tingkat kemiskinan dalam beberpa tahun akan menurun.
Tajudin mengemukakan bahwa Potensi komoditi ini nantinya akan Akan terintegrasi dengan pariwisata.
“Kakao bisa diolah menjadi bahan souvenir, kopi maupun pisang dan secara global permintaan negara luar sangat tinggi yang penting bisa mengolah dengan mutu dan produksi dan mampu menjamin ketersediaan secara continiu sehingga bayer bisa melakukan kerjasama” kata Tajudin.
Menurut Tajudin peluang ekspor sangat besar secara khusus pada 4 kawasan seperti Sidey, Tanah Rubuh, Manokwari utara dan daerah Mokwan sedangkan kakao semua distrik bisa mengembangkan.
Tajudin mengatakan bahwa dalam jangka dua tahun pisang bisa diekspor, sedangkan kopi ditahun ke empat dan kelima sudah bisa ekspor asal pemeliharaannya baik.
Dengan pengembangan tersebut pihaknya akan melakukan pendampingan terus menerus mulai dari benih sampai tahap ekspor karena dalam melakukan ekspor harus ada izin dan sertifikasi sehingga pengelolahaannya bisa mendukung pertumbuhan ekonomi demi pengentasan kemiskinan dari desa tertinggal menjadi desa mandiri yang akan berdampak pada penerimaan lowongan kerja karena bergerak pada bidang industri dan Manokwari akan mempunyai daya saing dari kabupaten lainnya yang ada di Papua Barat dan akan mendapatkan dukungan pusat mulai dari proses sampai tahap ekspor.