Warga Binaan Lapas Kelas IIB Manokwari Didorong Berkreativitas Melalui Hasil Karya

Manokwari- kabartimur.com- Dalam upaya menumbuhkan industri kreatif dan menciptakan wirausaha baru melalui pembinaan para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Dinas Kepemudaan Olaharaga Dan Pariwisata (DISPARPORA) bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas IIB Manokwari, akan mempromosikan hasilnya Kerajinan tangan dari Warga Binaan Lapas Kelas IIB Manokwari.

Kepala Lapas Kelas IIB Manokwari Jumadi mengatakan, dengan mempromosikan hasil kreativitas dan karya terbaik para narapidana, pihaknya mendukung program ini, agar warga yang sedang dibina di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) punya jiwa wirausaha, sehingga nantinya ada kompetensi atau kemampuan dalam melanjutkan karier di luar secara mandiri.

Bacaan Lainnya

“Masyarakat luas dapat mengetahui potensi yang dimiliki mereka. Diharapkan nantinya hasil produk lapas dapat menjadi salah satu produk unggulan di pasar domestik maupun mancanegara,” harapnya.

Baca Juga :   Masa Tenang, Polda Papua Barat Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang

Untuk itu kami melakukan penandatangan perjanjian kerjasama antara Lapas Manokwari kelas IIB Manokwari dengan DISPARPORA Manokwari,” tutur Jumadi saat dimintai keterangan diruangannya oleh kabartimur.com. Jumat (08/04/2023).

Jumadi menambahkan, selain melakukan MOU, pihak Lapas telah menyiapkan Galeri sebagai wadah untuk menampung hasil keterampilan kreativitas, berupa souvenirs khas Papua seperti gantungan kunci, tempat pulpen, tas tradisional Noken, dan miniatur rumah adat dari Suku Arfak atau lebih dikenal dengan rumah kaki seribu.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan citra positif terhadap pembinaan narapidana di lapas, sehingga masyarakat di luar dapat melihat secara nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para narapidana.

“Untuk mendukung wacana program pemerintah Kabupaten Manokwari, dalam mengurangi penggunaan kantong plastik di Manokwari, pihak Lapas Kelas IIB Manokwari bersama seluruh Warga Binaan akan memproduksi tas tradisional Noken dalam jumlah yang besar,” terangnya.

Baca Juga :   1.000 Bibit Pohon Mangrove Ditanam di Talaga Wasti

Pihaknya berharap, melalui program tersebut, para Warga Binaan yang termasuk mantan narapidana, apabila suatu hari bebas dari masa tahanannya, dapat memanfaatkan dengan baik, segala keterampilan yang dimiliki,sehingga mereka mempunyai bekal
dalam memasarkan produk kreativitasnya.

“Mereka bisa memasarkan kepada masyarakat umum dan semoga produk tersebut dapat menemukan pasar yang lebih luas dalam menunjang kebutuhan sehari–hari,” ungkapnya.

Tidak hanya dibidang kreativitas saja, dibidang agamapun melalui program pembinaan kerohaniaan, Warga Binaan Agama Islam. Lapas Manokwari bekerjasama dengan Pondok Salafiyah pimpinan KH. Abdul Kholiq Bukhori.

“Nantinya seluruh Warga Binaan umat Islam akan mendapatkan pendidikan, kurikulum yang akan digunakan sesuai dengan kurikulum pondok pesantren, dan sebagai tenaga pendidik diambil dari pondok pesantern Salafiyah,” tutupnya.

Penandatanganan MOU yang dilakukan Kepala Lapas Kelas IIB Manokwari dengan Kepala disparpora Manokwari, Turut disaksikan oleh Bupati Manokwari Hermus Indou, Wakil Bupati Manokwari Edi Budoyo, Kepala Perwakilan Kementerian Hukum dan Ham Wilayah Papua Barat diwakili oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkum dan Ham Papua Barat Dannie Firmansyah, Pimpinan Pondok Salafiyah Prafi KH Abdul Kholiq Bukhori.(Red/Ien)

Pos terkait