LUWU RAYA, Kabartimur.com – Hingga hari terakhir pelaksanaan Pasar Rakyat dan Pentas Seni di Kota Palopo. Benih cabe Rongkong, Luwu Utara, rupanya menjadi primadona dan banyak peminat dari para pengunjung pasar rakyat dan pentas seni yang dipusatkan di Lapangan Pancasila Kota Palopo, salah satu pusat keramaian ikonik di kota berjuluk idaman tersebut.
Salah satu pengunjung asal kota Palopo, Fatmawati, mengatakan, produk yang dipamerkan Luwu Utara sangat menarik, terutama benih cabe Rongkong.
“Produk yang disajikan UMKM Luwu Utara sangat menarik, terutama benih cabe Rongkong, dan selama lima hari diadakannya pasar rakyat ini, saya sudah membeli makaroni, bagea, madu, dan pastinya benih cabe Rongkong ini, “ kata Fatmawati, di sela-sela acara penutupan Pasar Rakyat dan Pentas Seni, Jumat (20/1/2023) malam, di Lapangan Pancasila.
Luwu Utara sendiri memamerkan beberapa produk unggulan dari beberapa UMKM, yaitu benih cabe Rongkong yang sudah habis terjual. Bukan cuma itu, beberapa produk yang juga diminati pengunjung adalah makaroni, bagea, kacang mente, dan kopi rakyat Rongkong.
Sementara itu, Pasar Rakyat dan Pentas Seni dalam rangka memperingati Hari Jadi Ke-755 Tana Luwu (HJL) dan Peringatan Ke-77 Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HJRL) ini resmi ditutup Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Palopo, Drs. H. Firmanza DP, Jumat (20/1/2023) malam, di Lapangan Pancasila Kota Palopo.
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari, sejak 16 hingga 20 Januari 2023, yang semuanya terpusat di Lapangan Pancasila, salah satu icon kota berjuluk Idaman ini.
“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegatan ini, tetapi dengan berat hati, kita akan mengakhirinya pada malam ini,” kata Firmanza, yang juga Ketua Umum Panitia Pasar Rakyat dan Pentas Seni Budaya.
Firmanza mengungkapkan, selama pasar rakyat dan pentas seni dilaksanakan, terjadi transaksi yang sangat signifikan, terutama untuk usaha mikro kecil dan menengah.
“Berdasarkan data yang ada, sebanyak Rp.2 Miliar pertukaran ekonomi yang ada sejak kegiatan ini dibuka. Ini didominasi oleh penjualan makanan, minuman, maupun perdagangan sembako,” ungkap Firmanza.
“Ini adalah salah satu upaya kita dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Se-Tana Luwu,” tandasnya.
Malam penutupan Pasar Rakyat dan Pentas Seni berlangsung sangat meriah dan semarak. Hal itu terlihat dari panjangnya antrian kendaraan yang mengular, baik roda empat maupun roda dua, di seputaran Lapangan Pancasila.
Bahkan ratusan pengunjung yang berasal dari masyarakat Se-Tana Luwu memilih berjalan kaki guna menghindari kepadatan kendaraan di seputaran lapangan yang sangat historis tersebut. Pedagang pun terlihat begitu bahagia karena juga ketiban rezeki atas kegiatan ini. (Red/Yustus)