WASIOR – Rektor Universitas Papua (Unipa) Manokwari Jack Manusawai meminta masyarakat juga Pemkab agar tidak mengijinkan perusahaan tambang beroperasi di wilayah Kabupaten Teluk Wondama.
Kehadiran perusahaan tambang dikuatirkan akan merusak ekosistem lingkungan di Teluk Wondama yang diketahui dua pertiga wilayahnya merupakan kawasan konservasi. Salah satunya adalah Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) yang merupakan taman laut terluas di Indonesia.
“Kita berusaha untuk perkebunan saja. Yang tambang itu stop sudah. Kalau tambang, gali-gali itu kitong hancur. Teluk (TNTC) ini teluk paling indah. Saya sudah sampai di Honolulu di Hawai sana. Teluk ini paling indah, jangan kitong kasih hancur dia. Teluk ini luar biasa. Mari kita jaga ini, “ kata Manusawai.
Hal itu disampaikan Rektor Unipa pada saat Rapat Komisi Penilaian Dokumen Andal serta RKL-RPL Pembukaan Perkebunan Pala di Distrik Nikiwar seluas 8000 hektar di Gedung Sasar Wondama Manggurai, Senin lalu.
Sebagai tokoh cendekiawan putera asli Teluk Wondama, Manusawai tidak rela jika keindahan alam Wondama baik di darat maupun di laut menjadi rusak hanya karena alasan investasi.
“Kita yang di pemerintahan jangan sampai kita lupa kita ini di tanah yang baik. Itu sudah ditulis di (buku) Seruling Emas tahun 58, tahun di mana kita-kita ini lahir. Tapi kalau tambang, cepat-cepat bicara Amdal supaya dong tolak.
Kita pu gunung ini (Pegunungan Wondiboi) kalau dia habis, selesai. Emas-emas dengan macam-macam ini ada di dalam. Jangan sampai kita ini jadi sejarah untuk hancurnya Teluk Wondama. Cukup sudah, kita jaga baik-baik, “ pesan mantan Kepala Bapedalda Papua Barat ini. (Nday)