WASIOR – Calon Bupati Teluk Wondama nomor urut 3 Paulus Indubri menegaskan dirinya telah diperlakukan tidak adil oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Selaku kader PDIP, Indubri secara blak-blakan menyatakan dirinya telah dizolimi oleh partai berlambang banteng moncong putih itu.
Seperti diketahui, dalam Pilkada Teluk Wondama 2020, PDIP menjatuhkan pilihan kepada Pasangan Elysa Auri-Fery Auparay.
“Saya adalah kader PDIP di Kabupaten Teluk Wondama sebagai Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu.
Hari ini saya tidak bersama-sama dengan PDIP, kenapa ? karena dizolimi. Saya tegaskan ya, karena dizolimi,”tandas Indubri dalam kampanye terbatas di Kampung Ramiki, Distrik Wasior, Rabu (28/10/2020).
Wakil Bupati Teluk Wondama petahana ini menegaskan dirinya adalah kader partai yang setia dan loyal. Karena itu dia merasa seperti ditusuk dari dalam oleh sesama orang partai sendiri.
“Saya Paulus Indubri adalah kader PDIP murni. Saya tidak bawa diri untuk menjadi kader partai. Saya diminta kesediaan menjadi kader partai tapi hari ini saya dizolimi dan saya berjuang sendiri untuk kepentingan rakyat Wondama, “ucap Indubri dengan lantang.
“Sudah tahu ada kadernya, sudah tahu kadernya sekolah juga bagus, sudah tahu kader anak Wondama, cerdas lagi dan kitong semua ini ada bagus-bagus, (masih) lari lagi,” lanjut alumni SMAN 01 Manokwari itu.
Meskipun masih mengatongi kartu anggota PDIP, Indubri menyatakan siap bertaruh melawan partai tempatnya bernaung selama ini dalam kontestasi Pilkada.
Diapun sesumbar bisa memenangi Pilkada pada 9 Desember meski tanpa panji PDIP.
“Saya bertaruh, saya tidak bersama dengan PDIP tapi saya bertaruh bahwa saya akan menang pada 9 Desember nanti bersama-sama dengan Pak Kuro (Kuro Matani). Saya janji saya bertaruh, saya lawan partai yang membesarkan saya, “cetus Indubri.
Indubri yang dalam Pilkada 2020 diusung Perindo, PPP, PKS dan NasDem juga menambahkan bahwa dirinya tidak kuatir jika keanggotannya dari PDIP akan dicabut. Dia menyatakan sudah siap menerima konsekuensi itu.
“Kartu anggota saya sampai hari ini masih ada, belum dicabut. Tapi kalau besok pagi mereka cabut, monggo silahkan, “pungkas pria yang lama bertugas di Pemprov Papua itu. (Nday)