WASIOR – Bupati Teluk Wondama Papua Barat Bernadus Imburi, Selasa, 18 Agustus 2020 menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2019 kepada DPRD.
Dalam pidato pengantar yang dibacakan pada rapat paripurna DPRD, Selasa siang, Imburi memaparkan adanya peningkatan yang relatif tinggi dari realisasi pendapatan juga belanja daerah tahun anggaran 2019 bila dibandingkan dengan tahun anggaran 2018.
Pendapatan Daerah tahun anggaran 2019 yang direncanakan 974,259 miliar sampai dengan 31 Desember 2019 terealisasi sebesar 967,052 miliar atau sebesar 99,69 persen. Nilai tersebut naik 13,39 persen dibanding tahun 2018 yang berada pada 852,864 miliar.
Komponen pendapatan yang mengalami kenaikan cukup signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam tahun anggaran 2019 realisasi PAD mencapai 26,527 miliar.
“Mengalami kenaikan sebesar 117,73 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2018 sebesar 12,183 miliar, “ jelas Imburi di hadapan rapat paripurna DPRD.
Meski demikian realisasi PAD tahun 2019 masih dibawah target yang ditetapkan yakni 45,965 miliar atau hanya tercapai sebesar 57,71 persen.
Realisasi Dana Transfer atau Perimbangan juga mengalami kenaikan sebesar 12,42 persen yakni sebesar 869,563 miliar pada 2019 dari sebelumnya 773,488 miliar pada tahun anggaran 2018. Termasuk, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terealisasi 70,961 miliar atau meningkat 5,61 persen dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 67,192 miliar.
Demikian pula Belanja Daerah tahun 2019 yang direncanakan sebesar 861,849 miliar sampai akhir tahun terealisasi sebesar 804,043 miliar atau sebesar 93,29 persen.
“Meningkat 10,33 persen jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2018 sebesar 728,745 miliar, “ lanjut Imburi.
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran yang menyentuh angka di atas 90 persen mendapatkan apresiasi dari DPRD Wondama. Namun demikian, DPRD melalui pandangan umum fraksi mempersoalkan masih rendahnya realisasi PAD yang hanya menembus 57,71 persen dari target.
Fraksi Adil Makmur – gabungan partai Gerindra dan PKS – berpandangan melesetnya capaian PAD di tahun 2019 disebabkan dua kemungkinan yakni kinerja penggalian PAD oleh SKPD penghasil yang masih lemah serta penetapan target PAD yang kelewat tinggi.
“Untuk itu kami mengharapkan penetapan target PAD hendaknya dilakukan dengan analisa yang akurat sehingga tidak memunculkan harapan semu bahwa PAD kita sudah melonjak tapi nyatanya di akhir tahun hanya berupa angka di atas kerja keras saja, “ kata Remran Sinadia, anggota fraksi Adil Makmur sewaktu membacakan pandangan fraksi. (Nday)