Perayaan Satu Abad Peradaban Papua: 25 Ribu Orang Telah Masuk ke Wondama, Nubuatan Kijne Jadi Inspirasi

WASIOR, Kabartimur.com – Antusiasme masyarakat mengikuti Perayaan Satu Abad Nubuatan Dominee Izaak Samuel Kijne di Teluk Wondama ternyata cukup tinggi.

Ribuan orang dari seluruh penjuru Tanah Papua terus berdatangan di Kabupaten Teluk Wondama menjelang puncak Perayaan pada 25 Oktober 2025.

Terbaru, lebih kurang 6.000 warga tiba di Wasior pada Jumat (24/10) pagi menggunakan kapal Pelni KM. Sinabung yang juga dipersiapkan sebagai hotel terapung untuk tamu VIP perayaan 100 tahun Peradaban Orang Papua itu.

Wakil Ketua Panitia Hendrik Mambor mengungkapkan sampai dengan H-1, tamu yang masuk ke Teluk Wondama diperkirakan telah mencapai 25 ribu orang. Jumlah itu terhitung sejak rombongan pertama masuk ke Teluk Wondama pada 17 Oktober 2025.

“Perkiraan sementara sampai hari ini sudah 25 ribu orang yang datang. Sudah termasuk yang dari (KM) Sinabung, “kata Mambor di sela-sela penjemputan tamu yang datang dengan KM Sinabung di Pelabuhan Kuri Pasai Wasior, Jumat pagi.

Baca Juga :   Cegah Covid-19, Pemkab Wondama Larang Kapal Ekspress Bahari Beroperasi Hingga Juni

Dari ribuan tamu yang telah datang termasuk sejumlah kepala daerah dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Juga para pimpinan Sinode GKI di Tanah Papua serta akademisi dan tokoh Papua lainnya.

Para tokoh yang sudah hadir diantaranya Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, Ketua DPR Papua Barat Oregenes Wonggor, Pangdam XVIII/Kasuari Mayor TNI Christian Kurnianto Teheteru dan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Jhony Edisson Isir.

 

Kemudian Wakil Bupati Pegunungan Arfak, Wakil Bupati Maybrat juga Mantan Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy serta Mantan Bupati Biak Numfor.

Dari level Pemerintah Pusat, ikut hadir anggota DPR RI Dapil Papua Barat Obeth Ayok Rumbruren dan Caroline Makalew serta senator Filep Wamafma.

Salah satu warga dari Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Nixon Rumaseb mengatakan dirinya bersama ribuan warga lainnya berbondong-bondong datang ke Teluk Wondama karena ingin mensyukuri karya besar yang diletakkan Pendeta Izaak Samuel Kijne bagi Tanah Papua.

Baca Juga :   Satgas TMMD Kenalkan Pancasila dan Merah Putih ke Anak-anak Yabore dengan Menyanyi Bersama

Yakni pembukaan sekolah formal pertama yang mendidik orang asli Papua yang dirintis Kijne sejak tiba di Wondama pada 25 Oktober 1925, tepatnya di Bukit Aitumeiri Miei.

Menurut Nixon, kata-kata Pendeta I.S Kijne atau yang dikenal dengan Nubuatan Kijne yang diucapkan di Miei, Teluk Wondama pada 25 Oktober 1925 menjadi inspirasi bagi semua orang Papua untuk bangkit dari ketertinggalan dan keterbelakangan.

“Sebagai orang Papua, perayaan ini mengingatkan kami akan nubutan yang telah dibuat oleh Bapak Pendeta I. S Kijne di Tanah Papua terlebih khusus di Teluk Wondama.

Dan kami sudah merasakan peradaban itu dan kami mau datang menginjakkan kaki di Tanah Peradaban ini, “kata Nixon yang tergabung dalam rombongan Klasis GKI Mimika.

Sebagai generasi muda Papua, Nixon mengaku sangat bersyukur dan gembira bisa ikut menghadiri Perayaan Satu Abad Nubuatan Pendeta I.S Kijne di Teluk Wondama.

Baca Juga :   Wabup Alex Marani Lepas 18 Calon Haji Teluk Wondama Menuju Tanah Suci

Dia berharap Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua itu tidak sekedar seremonial semata tetapi bisa menjadi titik awal pembaharuan dan transformasi kehidupan orang Papua khususnya di bidang pengembangan sumber daya manusia.

“Kami bersyukur diberi kesempatan oleh Tuhan untuk ada di momen yang indah ini. Harapan kami, ini jangan hanya berhenti di Perayaan Satu Abad ini saja tetapi (semangat perubahan) terus tumbuh dan berkembangterus sebagai buah dari pemberitaan Injil di tanah Papua, “kata Nixon.

Puncak Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua akan diisi dengan ibadah syukur meriah di lapangan Batu Peradaban Aitumeiri di Miei, Wasior.

Juga dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan Salib Agung di Bukit Aitumeiri, Patung Kijne, pameran foto dan biorama pekabaran Injil di Tanah Papua serta atraksi tarian kolosal. (Nday)

 

Pos terkait