WASIOR, Kabartimur.com – Puluhan anak muda Kabupaten Teluk Wondama, peserta seleksi CPNS (calon pegawai negeri sipil) formasi Tahun 2024 yang sebelumnya mendapatkan kode R dalam pengumuman hasil SKD (seleksi kompetensi dasar), Kamis (13/11) kembali mendatangi kantor BKPSDM di Iriati, Wasior.
Para pencari kerja (pencaker) itu mempertanyakan kejelasan tindak lanjut atas permohonan mereka agar diikutkan dalam tahapan seleksi lanjutan yaitu SKB (seleksi kompetensi bidang).
Sebelumnya, para pencaker itu menyegel pintu utama Kantor BKPSDM sebagai bentuk kekecawaan yang membuat aktivitas pelayanan di kantor kepegawaian itu tidak berjalan normal selama beberapa hari.
Bupati Teluk Wondama Elysa Auri yang menemui mereka mengatakan sejauh ini Pemda belum mendapatkan jawaban resmi dari KemenPANRB dan BKN terkait permohonan agar mereka bisa mengikuti SKB.
Sebelumnya, bupati telah melayangkan surat kepada MenPANRB dan BKN meminta kebijakan agar nama-nama yang mendapatkan kode R dalam pengumuman hasil SKD bisa diikutkan dalam SKB.
Kebijakan itu dimohonkan lantaran dalam pengumuman hasil SKD yang ditandatangani bupati, pelamar yang mendapatkan kode R dinyatakan lolos ke tahap SKB.
Namun belakangan, keputusan itu dikoreksi oleh BKN sehingga mereka dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk lanjut ke SKB. Hal itulah yang kemudian memicu keberatan dari pencaker.
Bupatipun menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa memberikan kepastian kepada para pencaker yang mendapatkan kode R untuk bisa ikut SKB.
“Saya minta maaf kepada adik-adik saudara-saudari semua. Kalau formasi ini jadi kewenangan daerah, kenapa tidak saya langsung putuskan (untuk ikut SKB). Tapi ini formasi dari pusat dan dorang sendiri yang ikut seleksi, dorang yang klik sendiri sampai keluar nilai, “kata Auri.
Bupati menyebut kekeliruan soal kode R yang kemudian memunculkan polemik terjadi semata-mata karena ketidakcermatan jajaran BKPSDM. Sama sekali tidak ada unsur kesengajaan untuk menyembunyikan sesuatu.
“Sebelumnya saya sudah minta maaf kepada adik-adik saudara-saudari semua memang ada kekeliruan bahwa kode R dinyatakan lulus tetapi nyatanya oleh BKN Papua Barat mereka tidak mengakui itu lulus (SKD), “ujar bupati.
Perwakilan pencaker Sinai Rumbrar menyatakan kecewa karena merasa Pemda tidak memberikan informasi yang terbuka dan benar kepada mereka. Dia juga menilai seleksi CPNS Formasi 2024 sarat dengan ketidakberesan.
“(Proses penerimaan) CPNS 2024 ini terlalu fatal. Terlalu kurang ajar. SKB dilakukan tanpa kami tahu. Sebagai anak Wondama kami merasa diabaikan, “tandas Sinai.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Teluk Wondama Ujang Waprak pada kesempatan itu menepis tudingan adanya praktik yang tidak benar dalam penerimaan CPNS Formasi 2024.
Dia menegaskan, Pemda telah melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk menolong para pencaker yang sebelumnya sempat dinyatakan lolos SKD.
Yakni dengan mengajukan surat bupati ke BKN dan MenPANRB serta audiensi langsung dengan pihak BKN di Jakarta dengan melibatkan perwakilan pencaker.
Ujang menjelaskan, sesuai kesepakatan dengan pencaker, ada tiga permohonan yang diajukan kepada KemenPANRB dan BKN.
Yakni, pertama pelamar yang mendapat kode R ikut SKB, kedua, pengisian formasi yang kosong dan ketiga, ada formasi tambahan.
“Dan saya bilang kalau itu bisa, karena ade-ade yang pergi minta jadi saya serahkan saja kalau itu bisa. Tetapi saya tidak membuat perjanjian yang tertulis tidak, waktu itu kami tidak bikin perjanjian,” kata Ujang.
“Dan sampai hari ini hasil yang kami pergi, tidak ada jawaban. Belum ada jawaban sampai hari ini, “lanjut dia.
Soal SKB yang sudah terlaksana dan sudah diumumkan hasilnya, menurut Ujang, kewenangan itu bukan pada BKPSDM tetapi BKN Regional XIV Manokwari selaku pelaksana seleksi CPNS Formasi 2024 di Teluk Wondama.
“Itu harus dijalankan karena itu sudah terjadwal karena kalau tertunda nanti menghambat proses yang lain, “jelas Ujang.
Untuk diketahui, Kabupaten Teluk Wondama mendapatkan kuota penerimaan CPNS Formasi Tahun 2024 sebanyak 337 formasi.
Dari kuota itu, telah diumumkan hasil yang lulus seleksi sebanyak 253 orang. (Nday)






