Pemkab Teluk Wondama Jamin Stok Bapok Aman Hingga Usai Idul Fitri 1446 H, Harga Barang Diklaim Masih Stabil

WASIOR, Kabartimur.com– Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat menjamin stok atau persediaan barang kebutuhan pokok (bapok) masih cukup memadai untuk menghadapi Idul Fitri 1446 H.

Bupati Teluk Wondama Elysa Auri usai sidak (inspeksi mendadak) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ke sejumlah distributor dan pasar di kota Wasior, Jumat (28/3), mengatakan stok bapok di Teluk Wondama masih cukup aman sampai satu bulan ke depan.

“Kondisi barang masih terjamin sampai dengan pasca Idul Fitri. Terutama bahan pokok semua terpenuhi sampai dengan satu bulan ini ke depan.

Jadi persediaan bapok aman. Beras, gula, telur, minyak goreng, gula masih tercukupi. Tidak ada terjadi kelangkaan, “jelas Auri kepada awak media usai inspeksi lapangan di Pasar Sentral Iriati.

Demikian pula untuk harga bapok menjelang Idul Fitri, Bupati mengklaim tidak terjadi kenaikan yang berlebihan. Hanya beberapa komoditi saja yang mengalami sedikit kenaikan namun masih dalam batas wajar.

“Harga barang masih stabil. Jadi saya harap masyarakat tidak panik terkait harga barang tetapi tetap menjaga harga barang-barang di pasar sehingga harga tetap stabil sampai Idul Fitri bahkan sampai bulan April, “kata bupati.

Baca Juga :   Tambah 13 Kasus Baru dalam Dua Hari, Kasus Corona di Wondama Jadi 93, Empat Orang Meninggal Dunia

Adapun dari inspeksi lapangan ke sejumlah distributor bapok maupun toko swalayan di kota Wasior, diketahui stok bapok terutama beras, gula pasir dan minyak goreng masih cukup banyak.

Haji Krisman, pemilik toko Kuri Mart yang juga merupakan distributor bapok melaporkan bahwa stok bapok di gudang miliknya masih cukup banyak. Beras misalnya,  stok yang tersedia di gudang sebanyak 20 ton. Demikian pula gula dan minyak goreng.

“Stok Insya Allah aman. Tidak terputus karena awal bulan (April) ada kapal lagi masuk, “kata Krisman.

Hal yang sama juga dilaporkan pemilik swalayan Koko Mart, Bram Darmaji. Juga di Toko Tomia yang merupakan  vendor atau penyedia bapok terbesar di Teluk Wondama.

“Beras aman. Di gudang masih ada 35 ton. Telur juga aman, kemarin kami datangkan lagi dari Manokwari, “kata Bram.

Adapun untuk telur, dari hasil pengecekan pada salah satu distributor diketahui masih terdapat stok 2.500 rak. Jumlah itu dijamin masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga satu bulan ke depan.

Baca Juga :   Optimalkan Dana Desa, Wondama Perlu Rekrut Pendamping Lokal yang Dibiayai APBD

Harga di Pasar Berbeda

Sidak oleh TPID juga menemukan adanya perbedaan harga bapok yang relatif besar antara di tingkat distributor maupun toko swalayan dengan harga yang patok pedagang di pasar.

Bawang merah misalnya, di toko swalayan dilepas dengan harga 50 ribu perkilo. Sementara bawang putih lebih murah yakni 48 ribu perkilo.

Namun di Pasar Sentral Iriati beberapa pedagang melepas dengan harga mencapai 70 ribu perkilo. Bawang putih dijual 60 ribu perkilo.

Telur ayam juga demikian. Di tingkat distributor maupun toko swalayan rata-rata dijual 65 ribu per satu rak. Namun di pasar umumnya dilepas dengan 70 ribu satu rak.

Beberapa komoditas lain seperti cabai dan tomat juga mengalami kenaikan. Cabai dijual 80 ribu perkilo dari sebelumnya 70 ribu.

Sementara tomat 25 ribu perkilo dari sebelumnya 20 ribu. Pedagang di Pasar Sentral Iriati beralasan mereka mendatangkan dari luar daerah sehingga dijual lebih mahal karena menghitung biaya angkut.

“Rica (cabai) ini kita ambil di Nabire, kita ambil 60 ribu jadi jual di sini 80 ribu (perkilo). Sudah satu minggu ini naik, sebelumnya 70 ribu, “kata salah seorang pedagang di Pasar Iriati.

Baca Juga :   17.502 warga di Jeneponto dapat Kartu Indonesia Sehat dari bupati

Menanggapi perbedaan harga ini, Wakil Bupati Antonius Alex Marani minta Dinas Perindagkop agar melalukan pengawasan berkala agar tidak sampai terjadi permainan harga bapok yang berlebihan.

“Tadi sudah kami perintahkan ke Kadin Perindagkop untuk supaya ada selalu pemantauan (harga) di pasar dan diberi ketegasan (jangan naik berlebihan) supaya masyarakat tidak mengeluh.

Terutama minyak goreng dan minyak tanah. Kalau minyak tanah itu 6.000 (perliter) ya, 6000. (Jangan naik terus) Supaya kebutuhan masyakarat bisa terpenuhi, “ucap Alex Marani.

Sebelumnya, Bupati Elysa Auri juga telah mengimbau para pedagang agar tidak menaikkan harga barang secara berlebihan agar tidak membebani masyarakat terutama mereka yang merayakan Idul Fitri.

Selain bupati dan wakil bupati Teluk Wondama, turut serta dalam Sidak Bapok jelang Idul Fitri, Kapolres AKBP Bayu Dewasto, Dandim 1811 Letkol Inf Budi Setiadi serta Sekda Aser Waroi bersama sejumlah kepala perangkat daerah. (Nday)

 

 

 

 

Pos terkait