WASIOR – Ratusan umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja di kota Wasior dan sekitarnya, Rabu sore (3/5) ikut ambil bagian dalam Parade Rohani memeriahkan Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil (HUT PI) ke-157 di Kabupaten Teluk Wondama.
Parade Rohani yang didominasi anak-anak dari komunitas sekolah minggu, Sekami juga dari PAUD/TK mengambil rute dari Kampung Manggurai dan finis di Taman Masasoya Topai Wasior sepanjang lebih kurang 5 kilometer.
Rombongan parade rohani dilepas oleh Sekda Denny Simbar didampingi Sekretaris Badan Pekerja Klasis GKI Wondama Pendeta Leo Rumansara.
Meski bertema rohani, banyak dari para peserta parade tampil menggunakan pakaian tradisional Papua juga dari daerah asal masing-masing.
Sejumlah peserta yang masih anak-anak dan remaja juga tampil unik dengan memakai pakaian seragam TNI/Polri, dokter, PNS juga seragam ala pendeta maupun pastor atau suster.
Tidak ketinggalan beberapa orang tua bahkan yang sudah lansia tampil memakai seragam SD, SMP dan SMA sehingga membuat suasana parade penuh dengan gelak tawa dan keceriaan.
“Harapannya melalui momentum Parade Injil ini kita semakin diteguhkan, dikuatkan dan dipersatukan di dalam mengabarkan Injil, “kata Sekda saat melepas rombongan parade.
Ketua Klasis GKI Wondama Pendeta Antipas Paririe menjelaskan, parade digelar sebagai bentuk ungkapan syukur dan sukacita menyambut peringatan hari masuknya Injil di Wondama ke-157 tahun yang jatuh pada 4 Mei 2023.
Paririe mengaku senang dan bangga karena parade rohani tidak hanya diikuti umat GKI Wondama saja tetapi juga dihadiri umat dari komunitas gereja lainnya seperti Katolik, Adven juga dari Gereja Pentakosta.
Dalam parade itu juga muncul warna-warni budaya dari berbagai daerah di Indonesia melalui tampilan pakaian adat serta atribut khas dari suku-suku Nusantara.
Dia berharap kebersamaan yang indah itu terus dijaga dan dirawat sehingga Wondama tetap aman dan damai di tengah keberagaman.
“ Kebersamaan dan kebahagian serta sukacita ini kita jaga kita pegang dan kita hayati supaya sukacita dan kebahagiaan ini tidak berlalu begitu saja tetapi menjadi motivasi bagi kita untuk membangun jemaat-jemaat kita tetapi juga kabupaten kita sehingga maju seperti saudara-saudara kita di tempat lain, “ pesan Paririe.
Untuk diketahui, pewartaan Injil yang menandai masuknya agama Kristen di wilayah Teluk Wondama dimulai pada 4 Mei 1866 atau 11 tahun setelah kedatangan zending Ottow dan Geisler di Pulau Mansinam pada 5 Februari 1855.
Penginjil asal Jerman Frans Mosche adalah tokoh yang pertama kali mengenalkan Injil bagi orang Wondama, tepatnya di Kampung Yomber, Pulau Roswar. (Nday)