WASIOR – Terbatasnya tenaga pendamping desa menjadi salah satu permasalahan yang membuat pengelolaan dana desa di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat belum optimal. Perekrutan pendamping lokal dipandang menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi kekurangan jumlah pendamping desa.
Sejauh ini di Wondama hanya ada 23 orang tenaga pendamping yang ditempatkan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di mana 19 orang berposisi sebagai pendamping desa dan sisanya merupakan pendamping distrik dan kabupaten. Padahal Kabupaten Teluk Wondama terdiri atas 13 distrik dan 75 kampung.
Dengan kondisi demikian, menurut Asisten Sekda Bidang Pemerintahan Jack Ayamiseba, Pemkab Wondama sudah harus merekrut pendamping lokal yang dibiayai dengan APBD.
“Jumlah pendamping kita masih kurang sekali jadi perlu kita angkat pendamping lokal dengan dibiayai APBD. Sebab peran pendamping itu penting sekali dalam membantu masyarakat di kampung dalam pengelolaan dana desa. Karena wajah kabupaten Wondama ini sesungguhnya ada di kampung-kampung, “ kata Ayamiseba.
Hal itu disampaikan Ayamiseba sebelum menutup Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Tim Inovasi Kabupaten (TIK) di aula hotel Iriati Beach di Wasior, Jumat (13/9).
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (PMK) Hendrik Rico Tetelepta menyebut, pihaknya sudah sejak lama menyuarakan perlunya diangkat pendamping lokal dengan biaya dari APBD untuk menutupi kekurangan tenaga pendamping desa. Pihaknya sendiri sudah sejak lama mengusulkan hal itu namun belum mendapat lampu hijau dari tim anggaran Pemda.
“Ada anak muda di kampung yang lulusan sarjana yang mungkin belum ada pekerjaan, mereka bisa dipakai jadi pendamping karena mereka yang sudah tahu karakter dan tahu bahasa di situ, itu yang penting bisa diangkat jadi pendamping, “ ujar Tetelepta.
Salah seorang pendamping kabupaten, Oktovianus Raweyai mengakui kurangnya jumlah pendamping membuat kerja mereka dalam pemberdayaan masyarakat di Wondama menjadi tidak bisa maksimal. Karena itu pihaknya menyambut baik rencana Pemkab merekrut pendamping lokal.
“Kami menyambut baik karena itu adalah salah satu harapan kami di Wondama. Jadi dengan adanya komitmen dari asisten I maupun OPD lain kami sambut baik dan kami minta bisa segera, mungkin di 2020 sudah bisa rekrut pendamping desa dengan biaya dari APBD, “ ucap Oktovianus yang berposisi sebagai tenaga ahli teknologi tepat guna. (Nday)