WASIOR, Kabartimur.com – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Teluk Wondama, Papua Barat dari Komisi B, Rabu (19/11) sore melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pangkalan dan pengecer minyak tanah di kota Wasior dan sekitarnya.
Sidak dilakukan menyusul kelangkaan minyak tanah yang terjadi dalam satu pekan terakhir ini. Kelangkaan itu telah berdampak pada kenaikan harga minyak tanah yang cukup tinggi.
Harga bahan bakar pengisi kompor itu bahkan menembus 20 ribu perliter atau setara 100 ribu perjeriken ukuran lima liter.
Ketua Komisi B DPRK Teluk Wondama Luther Tandian mengatakan pihaknya ingin mengecek secara langsung stok minyak tanah di tingkat pangkalan sekaligus mengetahui apa yang menyebabakan minyak tanah menghilang dalam satu minggu terakhir ini.
“Minyak tanah ini harga naik sekali mencapai 100 ribu untuk lima liter. Ini sangat dikeluhkan masyarakat sehingga kami dari Komisi B yang membidangi ekonomi dan perdagangan ingin memastikan apa yang menyebabkan kelangkaan ini langsung dari para penyalur minyak tanah, “ucap Luther.
Dari sidak itu, diketahui stok minyak tanah di tingkat pangkalan maupun pengecer di tiga distrik dalam kota yakni Wasior, Wondiboi dan Rasiei sudah kosong.
Itu terjadi karena pasokan yang masuk pada bulan Oktober mengalami pengurangan. Sementara pasokan untuk bulan November sendiri belum masuk.
Laode Fylu, pemilik pangkalan minyak tanah An Nur di Wondiboi menuturkan, pada bulan Oktober, pasokan minyak tanah yang masuk ke Wondama hanya 15 tangki dari seharusnya 19 tangki. Sehingga tersisa empat tangki yang belum masuk. Adapun kapasitas satu tangki adalah 5000 liter.
Menurut Fylu, pasokan untuk bulan Oktober berkurang karena menyesuaikan dengan kapasitas muat kapal pengangkut yang disiapkan oleh pihak transportir.
Sementara itu, persediaan minyak tanah di bulan Oktober lebih banyak diarahkan untuk memenuni kebutuhan Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua pada 25 Oktober 2025.
“Untuk Oktober itu memang kita diminta melayani satu abad. Jadi selesai satu abad itu seharusnya ada empat tangki lagi masuk tapi tidak masuk karena ada pergantian kapal, “jelas Fylu.
Terkait kenaikan harga minyak tanah yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, Fylu menegaskan pihaknya tidak pernah bermain harga.
Dia menyebut pihaknya tetap mengikuti HET (harga eceran tertinggi) dan HEN (harga eceran nyata) yang ditetapkan Pemkab Teluk Wondama.
Fylu menduga kenaikan harga itu dilakukan oknum-oknum tertentu yang sengaja mencari keuntungan.
“Di sini kita tidak pernah bermain harga karena ini kami punya piring makan. Jadi Kami sudah sampaikan ke pengecer bahwa menjual 8000 (perliter sesuai HEN). Kalau sampai ada yang ketahuan bermain, kami akan setop (pasokannya), “tandas mantan anggota DPRK Teluk Wondama ini.
Penegasan serupa disampaikan pangkalan minyak tanah Sakinah di Manggurai, Distrik Wasior. Pemilik pangkalan Sakinah, La Panjang mengklaim pihaknya selalu menjual sesuai harga dasar yang ditetapkan Pemda yaitu Rp7000/liter di tingkat pangkalan dan Rp8000/liter di tingkat pengecer.
“Kita jual seperti itu. Kalau yang di luar-luar kita tidak tahu, “ucap La Panjang yang mengaku mendapatkan jatah minyak tanah 1 tangki setiap bulan.
Komisi B DPRK Teluk Wondama dalam kesempatan itu berharap pihak pangkalan minyak tanah ikut berperan melakukan pengawasan juga pembinaan terutama kepada para pengecer masing-masing agar tidak bermain harga.
“Kami minta dari pihak pangkalan membuat pengawasan juga karena bukan tidak mungkin ada pengecer yang nakal yang suka main-main harga. Atau juga mereka jual ke perusahaan yang buat pengaspalan (jalan), “kata anggota Komisi B Kristina Sayori.
Kapal Sudah Pemuatan di Manokwari
Berdasarkan keterangan dari pihak pangkalan dan pengecer, pasokan minyak tanah untuk bulan November akan segera masuk ke Teluk Wondama. Kapal pengangkut dilaporkan sudah melakukan pemuatan BBM termasuk minyak tanah dari Pertamina di Manokwari sejak Senin (17/11).
“Sudah pengisian di Manokwari dari Senin jadi mungkin malam ini (Rabu malam) sudah keluar. Jadi mungkin Jumat atau Sabtu sudah bongkar di sini (Wasior), “ungkap La Panjang.
Hal ini juga dibenarkan oleh PT.Papua Bumi Kasuari (PBK) selaku agen BBM di Teluk Wondama sekaligus sebagai transportir.
Perwakilan PT.PBK, Mama Sinta menuturkan kapal pengangkut BBM diperkirakan sudah tiba di Wasior pada Jumat (21/11).
“Hari Kamis atau Jumat (kapal sudah) sudah masuk. Nanti kapal akan bawa 130 Kl pertalite, 40 Kl biosolar termasuk minyak tanah juga. Informasinya minyak tanah ada 10 tangki, “kata Mama Sinta kepada rombongan Komisi B DPRK Teluk Wondama.
Komisi B mendorong Pemda agar rutin melakukan pengawasan dan pembinaan kepada para pengecer untuk mencegah terjadinya permainan harga yang memberatkan masyarakat.
“Kita harap Pemda melalui instansi terkait merespon cepat kondisi seperti ini. Karena minyak tanah dan BBM ini merupakan kebutuhan vital jadi jangan sampai langka dan harganya naik tinggi seperti ini, ” kata Luther Tandian. (Nday)







