Toraja Utara, kabartimur.com— Warga yang mengungsi di lingkungan Salu Bantere dan Lembang Rantebua akhirnya mulai tersentuh setelah terisolir selama 4 hari, meski baru mengungsi sejak hari Kamis setelah terjadi longsor di lingkungan Salu Losso’ namun pasokan bahan makanan ke wilayah ini sudah mulai terputus beberapa hari sebelumnya karena akses jalan tertutup material longsor di lingkungan Salu Tangnga. Akibatnya saat mereka mengungsi baik ke lingkungan Salu Bantere dan ke lembang Rantebua ketersediaan pangan sudah mulai habis bahkan hingga di kios-kios.
Uluran tangan dari para pihak termasuk dari pemerintah daerah Toraja baru bisa dilakukan pada Sabtu Sore setelah akses jalan di Salu Tangnga sudah terbuka, Meski peristiwa longsor yang mengakibatkan warga di kelurahan Tallang Sura’ kecamatan Buntao’ harus mengungsi sudah diinformasikan sejak Kamis 9/5, dan akses jalan sudah terbuka pada Jumat-9/5, namun pihak pemerintah daerah Toraja Utara baru sampai di lokasi pengungsian Salu Bantere pada Sabtu Sore.
Sesuai dengan pantauan kabartimur.com Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Frans Pallangan bahkan mengawal sepenuhnya proses pembukaan akses jalan di Salu Tangnga yang membuat warga di wilayah Salu Bantere, Salu Losso’ dan Rantebua terisolasi hingga hari menjelang malam, Meski Akses sudah terbuka sejak Jumat Sore namun pekerjaan masih dilakukan untuk memaksimalkan kewaspadaan adanya longsor susulan di Lingkungan Salu Tangnga itu.
Hanya saja entah apa yang dipikirkan oleh pemerintah sehingga pasokan bahan makanan bagi warga yang mengungsi baru bisa sampai pada Sabtu Sore pada hal anak-anak di lokasi pengungsian sejak Jumat pagi hanya bisa mengkonsumsi nasi tanpa lauk, Terpantau bantuan dari pemerintah ini diantar langsung oleh Sekertaris Daerah ditemani sejumlah pegawai termasuk kepala BPBD dan Kepada Dinas Pendidikan, komandan kodim 1414 Tana Toraja juga ikut dalam rombongan tersebut. Mereka bahkan kala cepat dari sejumlah Pendeta dari Gereja Betel Indonesia Jemaat Kasih Persaudaraan ( Rumah Doa) Rantepao, serta Toko Subur Tani. Donasi dari gabungan para pendeta Rumah Doa ini sudah tiba di lokasi pengungsian Salu Bantere sejak jam 11 siang, rombongan dipimpin oleh Pdt. Kristian Takko.
Situasi di lokasi pengungsian Salu Bantere harus menghadapi kekurangan bahan makanan karena warga yang mengungsi mengalami trauma saat terjadi longsor di Salu Losso’, dimana longsor susulan terus terjadi dan gemuruh material yang terbawa longsor bahkan terdengar sampai ke lokasi pengungsian yang ada di Salu Tangnga, hal itu yang membuat para warga tidak berani untuk kembali ke rumah mereka karena khawatir terjadinya longsor di lingkungan mereka, yang mana lingkungan Salu Bantere merupakan areal yang berhubungan langsung dengan lingkungan Salu Losso’, dua Kawasan ini berada di tebing gunung yang sama, karena sebelum mengungsi mereka sudah terisolir beberapa hari sebelumnya akibat longsor yang menutup badan jalan di lingkungan Salu Tangnga, Dampak lainnya dari itu adalah stok bahan makanan di para pedagang kecil di lingkungan ini juga sudah tidak mencukupi * Soetanto*