LP3BH Manokwari Minta Panglima Kodam XVIII Kasuari Menarik Personil di Maybrat dan Memberi Ruang Bagi Pengungsi Mempersiapkan Perayaan Natal dan Tahun Baru

MANOKWARI- Para mahasiswa Universitas Papua (UNIPA) yang bergabung dalam tim yang disebut Mahasiswa Peduli Masyarakat Pengungsi di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, Selasa (9/11) mendatangi Kantor Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari.

Tim Mahasiswa yang dipimpin Ketuanya, Abraham Sakof dan Sekretaris Orgenes Jitmau diterima oleh Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari Advokat Yan Christian Warinussy.

Dalam pertemuan tersebut, Abraham Sakof selaku Ketua menyampaikan surat perihal permohonan audiens, dan diterima oleh Warinussy sebagai pimpinan LP3BH. Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 2 (dua) jam tersebut, Tim Mahasiswa menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantarkan sejumlah barang bantuan kepada pengungsi di wilayah Kabupaten Maybrat.

Menurutnya, Tim memperoleh banyak informasi mengenai jumlah pengungsi dari sejumlah kampung di wilayah Aifat dan Aitinyo yang diperkirakan mencapai angka sekitar 4.000an jiwa.

Baca Juga :   Dibangun Sejak 2018, Pasar Mama-Mama Papua Bumi Marina Amban Belum Difungsikan

“Kami mendapat informasi bahwa ada sejumlah Ibu yang telah melahirkan anaknya di tengah hutan di tempat mereka (masyarakat) mengungsi”, jelas salah satu mahasiswa dalam pertemuan tersebut.

Senada ditambahkan oleh Abraham Sakof bahwa warga masyarakat dari wilayah Aifat dan Aitinyo yang telah mengungsi pasca insiden Kisor tersebut banyak yang tidak terlayani dari sisi hak atas pendidikan, hak atas pelayanan kesehatan dan hak pengembangan ekonomi.

“Kami memperoleh informasi bahwa warga masyarakat sangat ingin pulang kembali ke kampung halamannya masing-masing, tetapi mereka perlu jaminan keamanan dari pemerintah dan aparat keamanan (TNI/Polri) Sehingga atas nama LP3BH Manokwari, saya ingin berpesan kepada Panglima Kodam XVIII/Kasuari untuk segera menarik seluruh personil non organiknya dari wilayah Maybrat. Kemudian memberi ruang bagi masyarakat pengungsi serta masyarakat Maybrat seluruhnya untuk mempersiapkan perayaan Natal 2021 dan Menyongsong Tahun Baru 1 Januari 2022 yang akan datang” kata Warinussy.

Baca Juga :   Berbagi di Bulan Suci, Paguyuban Arema Manokwari Santuni Anak Yatim

“Kiranya lantunan lagu Silent Night (Malam Kudus) yang sedang terjadi saat ini di kota-kota seperti Manokwari dan Sorong dapat turun menyejukkan hati Panglima Kodam XVIII Kasuari dan Kapolda Papua Barat untuk segera mereview model pendekatan keamanan dalam kasus Maybrat demi keselamatan mayoritas warga masyarakat dari wilayah Aifat dan Aitinyo, yang saat ini masih dalam pengungsian dan kurang terjamin hak asasinya di wilayah Kabupaten Maybrat dan sekitarnya”harap Warinussy.(Red/Lisna)

Pos terkait