Kecam Persekusi Mahasiswa Papua di NTT, Flobamora Wondama Sampaikan Permohonan Maaf ke Warga Papua

WASIOR – Perkumpulan Rumah Besar Flobamora–Nusa Tenggara Timur (NTT) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mengecam keras  persekusi yang dialami mahasiswa asal Papua di Kota Kupang, NTT saat melakukan aksi unjuk rasa damai pada 2 Desember 2023.

Perkumpulan Flobamora Teluk Wondama menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat asli Papua atas perlakuan tidak menyenangkan yang dialami para mahasiswa asal Papua itu.

Diketahui video persekusi terhadap mahasiswa asal Papua saat melakukan aksi damai di Kupang beradar luas di media sosial dan menuai beragam reaksi dari warga asli Papua.

“Kekerasan serta perlakuan tidak menyenangkan yang dialami adik-adik mahasiswa asal Papua di Kota Kupang, NTT telah melukai perasaan saudara-saudara Orang Asli Papua di mana saja berada termasuk di Teluk Wondama,” kata Sekretaris Flobamora Teluk Wondama Silvanus Surung membacakan pernyataan sikap warga NTT di Teluk Wondama, Senin sore (4/12) di Wasior.

Baca Juga :   Satu dari Tiga Penduduk Wondama Masih Miskin, BPS Sarankan Pemkab Tingkatkan Kualitas Pendidikan

“Karena itu atas nama warga Flobamora NTT di Teluk Wondama, kami menyampaikan permohonaan maaf sedalam-dalamnya atas kejadian tersebut, “sambung Silvanus.

Paguyuban daerah yang dipimpin Laurensius Langodai ini menyatakan bahwa kekerasan kepada para mahasiswa Papua di Kupang itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab yang sama sekali tidak mewakili kehendak apalagi niat dari warga NTT secara keseluruhan.

“Bagaimanapun NTT dan Papua adalah sesama saudara sebangsa tetapi juga sesama rumpun Melanesia yang seharusnya selalu menjadi kakak dan adik yang saling menjaga dan menghormati, “ ucap Silvanus.

Atas kejadian itu, Flobamora Teluk Wondama mendesak Polda NTT segera menangkap dan memproses hukum pihak-pihak yang terlibat melakukan tindak kekerasan kepada para mahasiswa asal Papua itu.

“Warga Flobamora NTT di Kabupaten Teluk Wondama berkomitmen untuk terus menjaga keamanan dan kedamaian di atas tanah Wondama ini dengan terus membangun hubungan yang harmonis dengan berbagai elemen masyarakat tanpa memandang suku agama ras maupun golongan, “lanjut Silvanus.

Baca Juga :   PAD Wondama Tembus 18 M, Terbanyak dari Pajak Daerah

Pernyataan DAP Wondama

Sekretaris Umum Dewan Adat Papua (DAP) Daerah Wondama Wiliam Torey dalam kesempatan itu menyatakan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Kupang pada 2 Desember lalu sangat berlebihan dan tidak sepantasnya terjadi.

Terlebih NTT dan Papua memiliki kedekatan secara emosional karena sama-sama berasal dari rumpun Melanesia.

“Kami kira anak adik kami mahasiswa yang bersekolah di sana mereka akan aman karena NTT dan Papua itu saudara. Tetapi ternyata mereka mendapat perlakuan seperti itu. Itu sangat mengiris hati kami orang Papua, “ujar Wiliam.

Untuk itu DAP Wondama meminta Pemerintah NTT bersama kepolisian setempat mengambil tindakan tegas kepada para pelaku persekusi.

Juga meminta dilakukan klarifikasi secara terbuka terkait keberadaan ormas yang disebut-sebut bernama ormas Garuda yang menaungi para pelaku persekusi tersebut.

“Kami minta ada klarifikasi terhadap ormas Garuda ini. Karena ini sudah kedua kali. Dulu pelakunya dari ormas Garuda juga. Ini ormas apa? Ataukah mereka adalah organisasi yang dibentuk untuk memicu konflik bagi Orang Papua? Ini harus jelas. Jangan sampai mereka sengaja mengadu domba orang Papua dengan orang NTT, “tandas William. (Nday)

Baca Juga :   Biduan Wondama Voni Bonay Jawara Bintang Radio 2019, Pimpinan DPRD : Ini Kebanggaan Buat Daerah

 

 

 

Pos terkait