WASIOR – Ratusan warga dari berbagai komunitas di kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, ikut serta dalam aksi Gerakan Menghadap Laut, Minggu (18/8). Aksi yang mengusung tema ‘Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama’ diisi dengan kegiatan membersihkan pantai dan laut di sekitar pelabuhan Wasior hingga pasar ikan sepanjang kurang lebih 1 Km.
Selanjutnya seluruh peserta melakukan aksi menghadap laut sembari bergandengan tangan sambil menyanyikan lagu Bagimu Negeri sebagai wujud komitmen untuk terus menjaga dan mencintai laut.
Gerakan Menghadap Laut digagas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa laut adalah masa depan bangsa.
Kegiatan ini dilakukan secara serentak pada 74 lokasi di seluruh Indonesia dalam rangka merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-74. Di Provinsi Papua Barat lokasi yang dipilih adalah Teluk Wondama bersama Kota Sorong.
“Kegiatan ini memberi pesan untuk masyarakat bagaimana kita peduli dengan laut kita supaya laut Wondama bersih, laut Indonesia bersih dan kita semua bisa menikmati manfaat dari laut kita, “ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Teluk Wondama Simson Samberi pada saat pembukaan.
Danramil Wasior Mayor Inf Andri Risnawan yang juga mengikutsertakan belasan personilnya berharap aksi tersebut bisa membangkitkan kesadaran masyarakat Wondama tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama dari yang berkaitan dengan sampah.
“Sampah itu bukan tugas orang perorang tapi tugas kita semua. Semoga dengan kegiatan ini bisa menyadarkan kita semua bagaimana menerapkan pola hidup bersih. Sejak dari keluarga kita ajarkan anak kita untuk buang sampah pada tempatnya, “ kata Andri.
Yohanes Pasambo, salah seorang peserta aksi dari Pemuda Katolik Teluk Wondama menyarakan agar kegiatan pembersihan sampah terutama di kawasan pantai terus digalakkan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke laut.
“Yang penting adalah kegiatan seperti terus dilakukan jangan hanya sesekali saja terus berhenti. Kita tidak boleh kalah dari kebiasaan masyarakat yang suka buang sampah sembarangan. Kalau terus dilakukan dengan konsisten pasti masyarakat akan malu buang sampah ke laut. Memang tidak bisa hanya sekali-sekali tapi harus berkelanjutan itu baru bisa punya pengaruh, “ ucap Pasambo yang berprofesi sebagai guru.
Laut Masa Depan Bangsa
Seperti diketahui Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Adapun luas perairan laut Indoenesia mencapai 5,8 juta kilometer persegi, yang merupakan 71% dari keseluruhan wilayah Indonesia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504, laut adalah penopang hidup bangsa Indonesia. Pada laut, kita menggantungkan kehidupan anak-cucu .
Karena itu Mentri Susi mengimbau segenap elemen bangsa untuk turut menjaga lautan Indonesia. Bukan hanya dari para pencuri ikan, tetapi juga dari kegiatan destructive fishing, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, dan yang tak kalah penting cemaran sampah laut terutama sampah plastik.
“Jangan ada lagi yang membuang sampah ke laut dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Laut milik bangsa, yang harus menjaga bukan hanya pemerintah atau pandu laut saja, tetapi kita semua,” tutur Susi melalui rilis pers yang terima media ini.
Wasior sendiri merupakan titik ke 74 Gerakan Menghadap Laut tahun 2019. Aksi sosial ini dimulai pukul 16.00 sampai 18.00 WIT. Adapun elemen yang terlibat antara lain Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan, Dinas PU, Dinas Perhubungan, BPBD dan Balai Taman Nasonal Teluk Cenderawasih.
Juga dari Pol Airud Polres Teluk Wondama, Koramil Wasior dan BKO Kodim Persiapan Teluk Wondama, Pemuda Katolik Wasior, Wondama Dalam Lensa, Wondama Trail club (WTC), King Club Wondama (KCW), Komunitas zona nyaaman, SMP Negeri Wasior, Bank Papua Unit Wasior dan Bank BRI Unit Wasior serta masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Adapun sampah yang berhasil dikumpulkan selama aksi yaitu plastik lunak 77 Kg, plastik keras 432 Kg, ekstil 20 kg, keramik 34 kg, kaca 2 kg, limbah B3 sekitar 20 kg. Di mana limbah B3 yang paling banyak didapat adalah popok bayi. Sedangkan plastik lunak terbanyak terdiri dari botol minum kemasan, bungkus makanan dan plastik kresek dan kemasan makanan ringan. (Nday)