WASIOR, Kabartimur.com– Pemerintah Provinsi Papua Barat mengalokasikan anggaran Rp3 miliar untuk penataan Lapangan Miei yang merupakan bagian dari situs religi bersejarah Aitumeiri di Kampung Miei, Distrik Wasior Kabupaten Teluk Wondama.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi Papua Barat Eduardus Haleseren mengatakan penataan Lapangan Miei akan dilakukan dalam tahun ini juga.
Edu menjelaskan, semula sesuai arahan Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere, anggaran tersebut dipersiapkan untuk pembuatan tangga naik menuju Batu Insipirasi yang juga merupakan bagian dari Situs Aitumeiri.
Pj Gubernur menginginkan tangga ke Batu Inspirasi dibuat lebih landai agar memudahkan orang naik ke lokasi batu yang berada di atas Bukit Aitumeiri.
“Tapi kami ikuti permintaan Bapak Bupati (Bupati Teluk Wondama) untuk tata lapangan ini dulu jadi untuk tangga kami tunda dulu, “kata Edu di sela-sela peninjauan Lapangan Miei, Kamis, 29 Agustus 2024.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor yang turun langsung mendampingi tim dari Dinas PUPR Provinsi Papua Barat mengaku senang dan bersyukur karena permintaannya untuk penataan Lapangan Miei dikabulkan Pemprov Papua Barat.
Adapun permintaan agar penataan Lapangan Miei didahulukan daripada pembuatan tangga ke Batu Inspirasi disampaikan Bupati Mambor kepada Pj Gubernur Papua Barat pada saat peresmian Situs Batu Peradaban di Aitumeiri belum lama ini.
“Kita bersyukur karena awalnya Bapak Gubernur mau dibangun tangga ke Batu Inspirasi tapi saya minta dipakai tata Lapangan Miei dulu karena mau kita pakai untuk (perayaan) Satu Abad Tanah Peradaban tahun depan, “ungkap bupati.
Bupati menjelaskan Lapangan Miei memiliki nilai sejarah sebagai tempat berolahraga termasuk bermain sepak bola para siswa sekolah pertama bagi orang asli Papua yang didirikan Izack Samuel Kijne, misionaris asal Belanda pada 1925.
“Jadi kita ingin tetap pertahankan nilai sejarahnya sehingga saya minta gambarnya dibuat sederhana saja supaya jangan sampai nilai sejarah dikalahkan sama fungsi olahraganya, “kata Mambor yang merupakan putera asli Kampung Miei.
Sebagai informasi, Pemkab Teluk Wondama telah memulai proses revitalisasi kawasan situs religi bersejarah Aitumeiri dengan melakukan penaatan terhadap Situs Batu Peradaban yang telah diresmikan beberapa waktu lalu.
Situs Aitumeiri sendiri menyimpan sejarah penting bagi peradaban orang asli Papua. Di tempat inilah pertama kali dibuka sekolah formal untuk mendidik penduduk lokal Papua mengenal menulis membaca dan berhitung dimulai pada 25 Oktober 1925.
Sekolah pertama di Aitumeiri yang didirikan Izack Samuel Kijne kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan orang asli Papua yang berhasil mencetak banyak cendekiawan Papua dalam berbagai bidang sehingga dipercaya menjadi tonggak lahirnya peradaban baru orang Papua. (Nday)