Dugaan Perundungan Anak di SDN 35 Sanggeng Pihak Sekolah Terkesan Tutup Mata

MANOKWARI, kabartimur.com- Pihak SD Negeri 35 Sanggeng diduga lepas tangan terhadap salah satu siswanya yang mengalami perundungan. Insiden itu diketahui terjadi pada belum lama ini.

Orang tua korban Perundungan Bagus Wicaksono mengaku kecewa terhadap respon dari pihak sekolah. Pasalnya, situasi yang dialami oleh anaknya tidak diseriusi.
Bahkan kata Bagus yang notabene sebagai orang tua korban sudah melapor kondisi kepada Kepala Sekolah, namun tidak juga direspon.

“Saya Kecewa pada saat anak dapat perlakuan begitu respon dari kepala sekolahnya tidak baik seolah-olah tidak dihiraukan,” tandas Bagus dengan nada kesal, Sabtu (3/9/2022).

Bagus mengaku anaknya yang duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar itu sempat sakit. Saat dirinya bersama sang istri merawat buah cinta mereka, baru terlihat lebam di bagian panggul sang anak dan bibir bagian bawa luka.

Baca Juga :   Seminar Regional Papua DAP; Mempunyai Tugas Menghimpun Aspirasi

Setelah ditanya, korban mengaku kalau dirinya dipukuli oleh teman-teman sebayanya.

“Awalnya itu anak kami sakit. Saat kita berikat obat dan melihat ada lebam dibagian panggul. Setelah kita desak, akhirnya dia mengaku kalau dipukul sama temannya. Ternyata bukan disitu saja, tapi di bagian mulutnya sampai bibir bagian bawah luka,” beber Wartawan Radar Sorong itu.

Semestinya, pihak sekolah setelah mendapat laporan langsung bertindak cepat guna memulihkan mental sang anak yang menjadi korban perundungan, dan menasihati teman-temannya agar tidak melakukan hal serupa bagi siapapun.

Sayangnya, Kepala sekolah seakan beralibi bahwasanya dikelas tersebut sering terjadi pergantian guru. Jawaban tersebut sangat tidak wajar sebagai seorang pendidik.

“Kami sudah sempat lapor ke kepala sekolahnya tapi tidak ditanggapi dengan baik. Seharusnya ada respon pihak sekolah untuk mengembalikan kepercayaan diri anak setelah dirundung oleh temannya, namun sayangnya alibi yang dibangun adalah dikelas itu sering terjadi pergantian guru,” tuturnya lagi.

Baca Juga :   Dinsos Manokwari Alokasikan Rp1,7 Milyar Buat Biaya Inap, Mengapa Mahasiswa Diusir dari Kos?

Bagus menilai, respon yang diberikan oleh sang Kepala Sekolah ini seakan menunjukan bahwa sekolah gagal dalam membina karakter anak sejak usia dini. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka akan memperburuk karakter generasi bangsa dimasa depan.

Dirinya berharap, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manokwari dapat mengambil langkah tegas terhadap pihak sekolah, agar hal serupa tidak kembali terjadi.

“Kenapa anak seumur itu sudah bisa melakukan tindakan seperti itu. Secara tidak sadar pihak sekolah gagal membina dan mendidik siswanya. Saya berharap Dinas Pendidikan dan pihak terkait untuk melakukan pengawasan melekat terhadap sekolah-sekolah agar kasus serupa tidak terjadi lagi,” tanya Bagus penuh harap.

Kini, anak pertama dari pasangan suami istri Bagus Wicaksono dan Astria Kukuh masih mengalami trauma yang cukup berat. Ironisnya sang anak sudah tidak ingin kembali ke sekolah tersebut. (Red/*)

Baca Juga :   Bawaslu Manokwari Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipasi Dalam Pilkada Tahun 2024

Pos terkait