Dua Bulan PDAM Macet, Warga di Fakfak Terpaksa Beli Air Bersih

Fak-Fak Krisis Air bersih melanda Kota Fakfak. Selama 2 bulan jaringan PDAM macet, membuat warga kesulitan mendapatkan suplay air bersih.

Kondisi ini dimanfaatkan sejumlah sopir atau pemilik mobil truk untuk menjual air bersih ke warga. Bermodalkan profil tank dan mesin penyedot air, mereka kemudian mengisi air dari sumber air dan menjualnya ke warga yang membutuhkan.

Baco, salah satu warga kompleks Bakeko Seberang, Kelurahan Danewaria Distrik Fakfak Tengah, ditemui saat hendak mengambil air bersih menggunakan sejumlah jerigen yang di ikat di sepeda motor miliknya, mengaku sangat kecewa dengan pelayanan PDAM.

“Kami kecewa karena krisis air bersih ini seakan-akan tidak ada solusi dari pihak terkait, padahal sebelumnya kami menggunakan saluran air bersih dari PDAM,” Kata Baco, Minggu (29/12/).

Dirinya mengaku terpaksa mengambil air di Lokasi Air Besar menggunakan seoeda motor miliknya untuk mengangkut jerigen air.

Baca Juga :   Toraja Utara Sabet Penghargaan Daerah Otonomi Terbaik

“Perjalanan ke lokasi air besar dari rumah saya sekitar 5 kilometer, untuk mendapat 1 drum air saya harus pulang balik 2 kali membawah 6 jerigen ukuran 25 liter yang saya gantung di bahu motor dan di depan,” ujarnya

Dirinya mengaku lebih senang mengambil air sendiri daripada pesan air bersih dari supir truk.

“Kalau mau tunggu di rumah tinggal pesan mobil tangki air harus bersabar berhubung banyak yang pesan, dan harus keluar uang banyak,” kata Baco. Menurutnya, harga pertangki air ukuran 1.100 liter Rp. 150.000.

Direktur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Fak-fak, Munir Harahap saat di temui Sabtu (28/12) malam mengaku, kemarau panjang yang melanda kota Fakfak membuat debit air di tiga sumur utama mengalami penurunan, terutama yang dijangkau pipa PDAM.

“Ini kan kemarau panjang jadi sebelumnya debit air di sumber utama yang ada di kali mati, Air Besar harusnya bisa menyedot air ke penampungan milik PDAM dengan kisaran 300 liter per detik kini hanya bisa tersedot 3 liter per detik,” Kata Munir Harahap.

Baca Juga :   Polisi terus kembangkan kasus STNK Palsu

Meski demikian,dirinya mengaku hanya sebatas berkordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) selaku instansi teknis dengan harapan bisa mencari tangkapan baru (sumber mata air) dan melakukan perbaikan pipa, namun hingga saat ini warga masih terus mengeluh masalah air bersih.

Munir mengaku hadirnya truk tangki air hal itu justru sangat membantu, namun pihak PDAM juga tetap memberikan ruang kepada warga agar jika membutuhkan air bisa mendatangi kantor PDAM.

“Ia kita juga menyediakan air di bak jadi kalau ada warga yang datang dengan membawah jerigen boleh saja,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak, Samaun Dahlan yang dikonfirmasi melalui pesan singkat, hingga berita ini di terbitkan belum memberikan menjawaban. (AD)

Pos terkait