Bupati Toraja Utara Dan Orang Keterbelakangan Mental Pada Aksi Pembentukan Karakter Generasi Penerus Se-Klasis Nonongan Salu

Toraja Utara, Kabartimur.com- Generasi penerus gereja tingkat Sekolah Minggu se-klasis Nonongan Salu dalam beberapa hari kedepan akan menjalani pembentukan karakter. Dalam prosesnya anak-anak sekolah Minggu ini akan mengikuti serangkaian kegiatan yang tujuannya adalah meningkatkan pemahaman tentang ajaran Kristiani, baik dalam bentuk teori maupun dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Aksi pembentukan karakter bagi anak-anak sekolah Minggu yang adalah salah satu upaya badan pekerja Klasis Nonongan Salu dalam membina para jemaatnya itu disebut sebagai Jambore sekolah minggu dan ini sudah merupakan yang ke-5 kalinya, secara kebetulan pembukaan jambore sekolah minggu Gereja Toraja (SMGT) Klasis Nonongan Salu ini dirangkai dengan perayaan Natal Klasis Nonongan Salu. Dimana pada dua kegiatan tersebut Jemaat Salu sebagai tuan rumah dipercaya sebagai panitia pelaksana.

Dua kegiatan yang dirangkai bersama itu dilaksanakan di halaman kantor lembang Salu Sarre Senin (18/12) dan dibuka langsung oleh ketua Klasis Nonongan Salu Pdt. Malni Fitri Matasak. Saat menyampaikan sambutannya ketua Klasis memberikan apresiasi kepada jemaat yang dipimpin oleh Pdt. Jhon Pakan atas keikhlasan dan kesediaannya untuk mensukseskan dua kegiatan yang dirangkai sekaligus.

Baca Juga :   Tak Ingin Kena Prank, Ini Yang KASN Minta Jika Ingin Melaporkan Keterlibatan ASN Dalam Politik Praktis

Sembari mengucapkan selamat Natal bagi seluruh jemaat yang ada di Klasis Nonongan Salu, Pdt. Malni juga berharap agar kegiatan pembinaan bagi anak-anak sekolah Minggu ini dapat berjalan dengan baik dan anak-anak boleh menerima pendidikan sebagai modal untuk menjadi penerus gereja di masa mendatang.

Sementara itu, Koordinator wilayah II Rantepao pengurus pusat sekolah Minggu Gereja Toraja Pdt. Sujenta Pongtuluran saat menyampaikan sambutannya menjelaskan bahwa anak-anal sekolah dalam masa pembekalan akan menerima 3 materi utama selain materi-materi pembekalan lainnya.

Sesuai dengan tujuan kegiatan, 3 Materi yang akan dibekalkan kepada anak-anak adalah * Aku dan Tuhanku* * Aku dan Aku* serta *Aku dan Budaya* ” anak-anak ini akan dibekali bagaimana lebih mengenal Tuhan, yang kemudian anak-anak juga akan dibimbing untuk lebih mengenal dirinya, lebih menghargai dirinya sehingga mereka bisa memahami dan menjaga diri mereka yang kemudian anak-anak juga akan kami berikan pembinaan untuk mengenal budaya, sebab kita tidak bisa terlepas dari hubungan dengan budaya kita” Terangnya.

Baca Juga :   Ketua Forum Peduli Toraja Mengapresiasi Upaya Hukum Yang Diambil Oleh Wartawan Yang Dihalangi Saat Meliput

Untuk itu, Pdt. Sujenta berharap agar kegiatan Jambore ini boleh didukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari para orang tua, pemerintah dan tokoh masyarakat yang ada sebab bagaimana anak-anak sekolah Minggu saat ini merupakan gambaran akan gereja, lingkungan sosial dan lingkungan daerah 15 hingga 20 tahun mendatang.

Sesuai pantauan media, kegiatan Natal bersama yang dirangkai dengan jambore -5 Klasis Nonongan Salu ini dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, bahkan beberapa warga dengan kondisi keterbelakangan mental juga ikut hadir pada acara tersebut.

Berbeda dari orang nomor satu di Toraja Utara Bupati Yohanis Bassang, meskipun telah diberikan undangan namun acara ini tidak dihadirinya, begitu juga dengan camat Sopai yang juga tidak hadir, dari pihak pemerintah, acara Natal bersama dan pembukaan Jambore -5 Klasis Nonongan Salu tersebut hanya dihadiri oleh kepala Lembang Salu Sarre Yunus Rombe yang adalah merupakan Tuan rumah kegiatan.

Baca Juga :   Gandeng Kejaksaan dan Polres, BPN Toraja Utara Sosialisasikan Program PTSL di Lembang Salu

Kepada kabartimur.com, sekertaris panitia Antonius Patoding mengaku bahwa saat mengantarkan undangan kepada Bupati dan juga camat Sopai dirinya telah menerima informasi bahwa bertepatan dengan acara ini kedua pejabat tersebut akan mengikuti kegiatan dinas yang tidak bisa ditinggalkan.

Hanya saja, Lazimnya pemimpin daerah di beberapa daerah lainnya, apabilah sedang berhalangan hadir pada acara yang dianggapnya penting biasanya mereka mendelegasikan salah satu bawahannya, selain untuk memberikan motivasi delegasi tersebut juga berkesempatan menyampaikan alasan pemimpin tersebut untuk tidak menghadiri acara yang dimaksud, sayangnya hal itu tidak dilakukan oleh Bupati Toraja Utara.

Atas situasi ini, pengurus pusat sekolah Minggu Pdt. Sujenta Pongtuluran mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut, ia mengajak semua warga agar tetap berprasangka baik dan saling memahami bahwa para pemimpin kemungkinan punya banyak kesibukan. Meskipun para pemimpin daerah ini tidak sempat hadir namun Pdt. Sujenta mengaku tidak mengurangi semangat mereka untuk tetap mempersiapkan generasi penerus Klasis Nonongan Salu menjadi generasi yang lebih baik. * Soetanto*

Pos terkait