Makale-kabartimur.com. Longsor di dusun Bila Lembang Rano Tana Totaja menyeret lahan perkebunan dan menutupi persawahan masyarakat hingga puluhan hektar.
Bencana alam di dusun Bila tersebut membuat sekitar 47 kk, atau 215 jiwa mengungsi ke mesjid, demikian pula sekitar 39 rumah warga terancam dibongkar sebab disekitar pemukiman tanah suda retak.
Situasi ini membuat warga tidak tenang sebab warga terus was-was jika curah hujan tinggi longsor susulan akan kembali terjadi.
Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae, begitu cemas dengan kondisi masyaraktnya di Lembang Rano, Rabu (2/11) melakukan peninjauan kelokasi bencana bersama komunitas motor trail dan pengurus partai Nasdem sekaligus menyerahkan bantuan sembako.
Nicodemus menerima laporan dari Camat Rano Anton Tangdiesak usai meninjau lokasi longsor, menyempatkan diri mengobati rindu dan memberi kesempatan kepada masyarakat menyampaikan kebutuhan selama dalam pengungsian.
Meskipun banyak permintaan warga, namun Nicodemus teriba dan sedih dengan keadaan masyarakatnya tidur tidak nyenyak dalam pengungsian, dengan spontan siap memenuhi kebutuhan warga dengan di kordinir Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Alfian Andi Lolo yang sudah beberapa hari berada dilokasi bersama Banser Toraja Raya memberi bantuan tanggap darurat kepada masyarakat.
Longsor bencana yang tidak diketahui kapan datangnya dan lokasinya dimana, Nicodemus meminta kepada Ustaz dan Pendeta di Lembang Rano terus berkerja keras kuatkan iman dan ketabahan masyatakat.
Hanya saja masyarakat jangan terus bermimpi, namun kerja keras memulihkan ekonomi keluarga, sebut Nico.
Apalagi setelah 5 rumah warga sudah dibongkar mengakibatkan masyarakat mengalami kerugian materil, bupati Nicodemus segera melakukan rekonstruksi pemukiman warga.
Sabarki semua warga Rano dipengungsian, meskipun disadari kedepan akan banyak persoalan lain akan timbul seperti penyakit, Dinas terkait terus siaga satu dilapangan pantau kondisi masyarakat, kata Nico.
Kesedihan bupati semakin tak terbendung dan memuncak ketika Camat Rano Anton Tangdiesak melaporkan keadaan masyarakat sejak dipengungsian dengan nada terbata-bata dan meneteskan air mata.
Ditambahkan Alfian Andi Lolo, sejak bapak bupati keluarkan surat Tana Toraja siaga satu darurat bencana, pihak BPBD terus melakukan pantauan lokasi Tana Toraja yang potensi terjadi longsor.
Di lembang Rano memang terbesar karena itu diberi perhatian penuh, singkat Alfian (John Brahman).