BEM UNIPA Kecam Tindakan Kekerasan Aparat Kepada 100 Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya

MANOKWARI- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unipa bersama aktivis Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia mengecam keras tindakan kekerasan oleh Aparat TNI/Polri kepada 100 mahasiswa Papua di Kota Malang dan Surabaya.

Presiden Mahasiswa Unipa, Pilatus Lagoan menuding aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan menjelang tanggal 1 Juli 2018, di Surabaya dan malang merupakan sebuah kebodohan terbesar.

“BEM Unipa Mengutuk keras tindakan brutal TNI/Polri dan Satpol PP terhadap 100 Orang Mahasiswa disana. Kami tidak akan tinggal diam” Tegas Lagoan di Kampus Unipa, Senin (9/7/18).

Dijelaskan Lagoan, pada Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945, jelas bahwa setiap warga negara berhak berkumpul dan berserikat serta mengeluarkan pendapatnya , baik lisan maupun tulisan.

” Mengapa kawan-kawan kami diintimidasi bahkan aparat mengeluarkan kata-kata makian terhadap mahasiswa Papua.Tragisnya lagi, ada mahasiswi Papua yang mendapat perlakuan tidak senonoh dari aparat, “sesal Lagoan.

Baca Juga :   Direktur PT Sira Mengeigouh Jaya Pertanyakan Helikopter yang Dinilai Backup Tambang Ilegal

Di tempat yang sama, Koordinator Lembaga Legislatif Mahasiwa Indonesia, Rusmanudin Kelkusa menegaskan tindakan aparat membubarkan paksa mahasiswa yang sedang berkumpul dan berserikat adalah tindakan yang menciderai demokrasi di indonesia.

“Papua ini kurang baik apa lagi, semua akses terbuka dan bebas bahkan orang asli Papua menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan namun kenapa hal ini bisa terjadi. Kesal Rusman.

Ketua Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Zakarias Willil menyebutkan Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang ikut turun jalan melakukan aksi galang dana untuk korban serangan bom bunuh diri beberapa waktu lalu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa bos yang terjadi.

Namun peristiwa intimidasi yang dilakukan aparat di surabaya dan Malang sangat melukai Mahasiswa Papua.

“inikah bentuk terima kasih pemerintah Surabaya bersama penegak hukum bagi kami Orang Papua?” tanya Zakarias.

Baca Juga :   Satu Mahasiswa STMIK Kreatindo Manokwari Terpilih Jadi Atlet Cabang Panahan PON XX Papua

Ditanya terkait rencana apa yang hendak dilakukan BEM, Presiden Mahasiswa Unipa mengancam akan memulangkan paksa mahasiswa yang ada di Surabaya dan Malang sampai ada penyelesaian dari pemerintah daerah setempat.

Pos terkait