Toraja Utara, Kabartimur.com- Seorang pengusaha yang sudah merelakan modalnya tertanam dalam sebuah kegiatan pengadaan mebeler di SD 10 dan SMP Satu Atap Negeri 5 Rantebua Kabupaten Toraja Utara terpaksa harus gigit jari karena pertanggungjawaban dari pemerintah tak kunjung datang. Pengusaha tersebut akhirnya menarik kembali Mebeler yang 5 tahun lalu mereka drop ke-kedua satuan pendidikan tersebut.
Melalui sambungan teleponnya, Ibrahim Sero Matutu atau yang dikenal juga dengan sebutan Pong Radda pemasok mebeler mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah karena akibat dari rasa pedulinya terhadap dunia pendidikan di Toraja Utara Ini dia harus rela modalnya tidak bergerak selama kurang lebih 5 Tahun, Ia juga mengaku tidak sampai hati untuk membiarkan anak-anak didik harus belajar tanpa mebeler namun dirinya juga mengaku sudah berupaya membangun komunikasi dengan pihak pemerintah akan tetapi tidak ada solusi hingga saat ini.
” Sebenarnya saya juga tidak sampai hati harus menarik kembali Mebeler tersebut, anak-anak kemudian harus kehilangan dukungan kenyamanan dalam menempuh pendidikan, tapi saya juga sudah tidak punya solusi lain, saya sudah mencoba meminta solusi kepada pemerintah termasuk melalui anggota DPRD namun kami tidak kunjung diberikan kepastian, terpaksa meski sudah digunakan selama 5 Tahun lebih mebeler tersebut kami tarik kembali” Katanya melalui sambungan teleponnya.
Pong Radda menyampaikan bahwa, pengadaan mebeler tersebut memang belum ada kontrak kerja sama antara pemerintah daerah, dirinya berani mengirim mebeler tersebut ke SD 10 dan SMP satu atap negeri 5 Rantebua karena mengaku diberi petunjuk oleh salah satu anggota DPR terpilih dari partai Golkar pada tahun 2019 silam.
” Setelah beliau terpilih, Pak Saparuddin dari partai Golkar memberikan petunjuk agar mengantar kursi dan bangku ke dua sekolah tersebut, beliau berjanji akan mengakomodir pembiayaan pengadaan mebeler yang diantarnya kedalam APBD Pemerintah Toraja Utara Tahun 2020, sayangnya sampai sekarang ternyata belum bisa terealisasi juga” Katanya.
Selain atas petunjuk anggota DPRD, Pong Radda mengaku tidak merasa khawatir terkait pengadaan mebeler sekolah itu karena merasa bahwa pemerintah daerah Toraja Utara yang dianggapnya cukup perhatian terhadap dunia pendidikan tidak akan keberatan dan sesegera mungkin mengupayakan pertanggungjawaban pembiayaannya.
” Sayangnya setelah 5 Tahun ternyata apa yang kami pikirkan tidak sejalan dengan kenyataan” Katanya lagi.
Sementara, kepala dinas pendidikan Toraja Utara Martinus Mangatin yang dikonfirmasi media terkait kejadian tersebut mengaku telah mengantar pengganti mebeler yang ditarik dari kedua sekolah tersebut sejak dua Minggu lalu.
Sesuai informasi yang diterima media, untuk memenuhi kebutuhan di sekolah Pasca penarikan mebeler oleh pemasoknya, pihak terkait berupaya mengumpulkan bekas mebeler dari sekolah lain untuk mereka gunakan sehingga aktivitas belajar mengajar bisa berjalan, hal tersebut sejalan dengan pernyataan kepala Dinas meski tidak menjelaskan bahwa penggantian mebeler di dua sekolah tersebut apakah menggunakan bekas dari sekolah lain atau pengadaan baru.
Terkait dengan peristiwa ini. Kabartimur.com juga berusaha menghubungi beberapa pihak lainnya termasuk anggota DPRD dari partai Golkar yang disebut sebagai orang yang memberikan petunjuk agar pihak pengusaha segera mengantarkan mebeler 5 tahun silam namun nomor yang bisa didapatkan oleh Wartawan tidak menjawab panggilan. Hingga berita ini diturunkan, pesan singkat melalui WhatsApp dan SMS juga belum dibalas oleh yang bersangkutan. * Soetanto*