10 Ribu Orang Hadiri Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua di Wondama Oktober Nanti, Kapal Pelni Disiapkan Jadi Penginapan Terapung

WASIOR, Kabartimur.com – Sedikitnya 10 ribu orang ditargetkan hadir pada Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua pada 25 Oktober 2025 di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama berencana menyiapkan kapal Pelni untuk dijadikan sebagai penginapan terapung bagi tamu yang hadir pada perayaan akbar tersebut.

Hal itu untuk menyiasati keterbatasan sarana akomodasi terutama hotel maupun penginapan di Kabupaten Teluk Wondama.

“Kita akan gunakan Kapal Pelni dengan kapasitas 2.500 orang. Jadi nanti mulai dari mandi, makan dan tidur semua di atas kapal itu. Ini semua untuk mengatasi keterbatasan akomodasi karena yang datang ini ditargetkan 10 ribu orang, “ungkap Bupati Teluk Wondama Elysa Auri.

Hal itu disampaikan Bupati Auri selaku Ketua Panitia Pelaksana pada rapat Panitia Pelaksana Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua di Aula Sasana Karya, Kantor Bupati Teluk Wondama di Rasiei, Rabu, 16 April 2025.

Baca Juga :   KPU Wondama Diminta Manfaatkan Penundaan Tahapan untuk Perkuat Persiapan

Menurut Bupati, panitia akan mengundang seluruh gubernur, bupati dan wali kota se Tanah Papua untuk hadir pada salah satu momentum bersejarah dalam perjalanan kehidupan orang asli Papua.

“Kita akan undang seluruh gubernur, bupati dan wali kota di Tanah Papua. Tetapi juga dari luar Papua bahkan dari luar negeri. Jadi ini perayaan yang besar, “kata Auri.

Pendeta Hans Wanma selaku Koordinator Seksi Pameran dan Lomba mengungkapkan, pihaknya berencana mengundang keturunan langsung dari Pendeta Isack Samuel Kijne yang merupakan tokoh utama yang menjadi peletak dasar peradaban baru Orang Asli Papua.

Juga keturunan dari para misionaris (zendeling) yang dahulu bertugas dalam misi Pekabaran Injil wilayah Wondama sejak 1866 di antaranya zendeling Frans Mosche yang berkarya hingga meninggal di Pulau Roswar.

“Kita akan undang anak-anak dari Kijne (Isack Samuel Kijne) juga cucu dari Frans Mosche. Mereka sudah menyatakan kesiapan untuk datang, “kata Pendeta Hans Wanma yang bergabung secara virtual.

Baca Juga :   Prosesi Penggalian Kerangka Makam di Rendani Mendapat Dukungan Dari Pihak Keluarga

Sebagai informasi, Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua dilakasanakan untuk mengenang 100 tahun dibukanya  sekolah formal pertama bagi Orang Asli Papua (OAP).

Sekolah formal bagi OAP didirikan oleh misionaris asal Belanda Izack Samuel Kijne di Bukit Aitumeiri  Kampung Miei, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama pada 25 Oktober 1925.

Sekolah formal pertama di Aitumeiri dibuka untuk mendidik puteri-puteri asli Papua sehingga bisa tahu menulis, membaca, berhitung juga menyanyi.

Peristiwa itu kemudian menjadi tonggak lahirnya peradaban baru orang asli Papua dari sebelumnya hidup dalam alam kegelapan dan keterbelakangan. (Nday)

 

Pos terkait