Johannesburg, Afrika Selatan, kabartimur.com- Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka menghadiri rangkaian hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Sabtu (22/11/2025), mewakili Presiden Prabowo Subianto. KTT yang pertama kali digelar di benua Afrika ini mengusung tema “Solidarity, Equality, and Sustainability” dan dihadiri 37 pemimpin negara serta pimpinan organisasi internasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa kehadiran Indonesia di forum ini menegaskan komitmen untuk memperkuat tata kelola global yang lebih inklusif. “KTT ini bersejarah karena pertama kali digelar di Afrika dan berada di bawah Presidensi Afrika Selatan,” ujarnya di Johannesburg.
Akhir Estafet Kepemimpinan Global South
Airlangga menekankan bahwa penyelenggaraan G20 tahun ini juga menutup rangkaian estafet kepemimpinan negara-negara Global South, yang dimulai oleh Indonesia pada 2022, disusul India, Brasil, dan kini Afrika Selatan. Momentum ini dinilai penting bagi konsolidasi suara negara-negara berkembang dalam kebijakan global.
Bahas Ekonomi Inklusif hingga Transisi Energi
Pada hari pertama, Wapres mengikuti dua sesi utama yang membahas ekonomi inklusif, pembiayaan pembangunan, pengurangan risiko bencana, perubahan iklim, transisi energi, dan sistem pangan.
Dalam pidatonya, Gibran menegaskan perlunya pembiayaan internasional yang lebih adil dan dapat diakses negara-negara berkembang. Ia menyebut berbagai mekanisme seperti penghapusan utang, pembiayaan campuran, serta dukungan terhadap transisi hijau sebagai kunci penguatan stabilitas ekonomi global.
Gibran juga memaparkan inovasi Indonesia dalam sistem pembayaran digital berbiaya rendah, termasuk penggunaan QR code yang kini telah diadopsi di sejumlah negara Asia.
Dorong Pembahasan Ekonomi Kecerdasan Buatan
Indonesia turut mendorong G20 agar mulai memasukkan ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI economy) sebagai agenda resmi diskusi. Perkembangan teknologi finansial, menurut Gibran, menuntut G20 untuk menyusun kerangka kebijakan yang adaptif dan inklusif.
Soroti Ketahanan Pangan Global
Pada sesi kedua, Wapres menyoroti ancaman ketahanan pangan global, mengingat masih ada 720 juta orang di dunia yang rentan kelaparan. Ia menegaskan bahwa pangan merupakan kebutuhan mendasar sekaligus investasi strategis untuk stabilitas jangka panjang.
Program makan bergizi gratis yang sedang dijalankan Indonesia turut dipaparkan sebagai contoh bagaimana kebijakan pangan dapat mendorong rantai pasok domestik dan memberdayakan petani serta pelaku ekonomi lokal.
Angkat Isu Kemanusiaan di Gaza, Ukraina, dan Afrika
Gibran juga menyampaikan bahwa krisis kemanusiaan yang dipicu konflik maupun bencana — mulai dari Gaza, Ukraina, Sudan hingga kawasan Sahel — harus menjadi perhatian utama tata kelola global. Ia mendorong G20 untuk lebih menempatkan aspek kemanusiaan sebagai nilai dasar dalam pengambilan keputusan.
Bangun Koalisi Lewat MIKTA dan Pertemuan Bilateral
Di sela KTT, Wapres menghadiri MIKTA Leaders Gathering bersama pemimpin Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Indonesia menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Korea Selatan sekaligus dukungan bagi Australia yang akan memimpin MIKTA pada 2026.
Selain itu, Gibran melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Ethiopia dan Vietnam, Presiden Angola yang juga menjabat sebagai Ketua Uni Afrika, Presiden Finlandia, Direktur Jenderal WTO, serta Sekretaris Jenderal UNCTAD. Pertemuan-pertemuan ini dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama konkret dan memperluas jejaring strategis Indonesia di tingkat global. ( Red/*)






