Manokwari, kabartimur.com – Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Provinai Papua Barat dan Papua Barat Daya menyiapkan sebanyak 13 pos siaga untuk melakukan penanganan potensi bencana diakhir tahun. Hal itu merupakan upaya menjaga infrastruktur dan juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala BBPJN Papua Barat-Papua Barat Daya, Wijayanto ST., MT mengatakan, selain pos siaga, pihaknya juga menyiagakan peralatan berupa greder, eksavator, loader dan dump truk serta menyiapkan skenario penanganan tanggap darurat bencana.
“Apel siaga bencana itu digelar untuk menghadapi potensi bencana, terutama yang berdampak pada infrastruktur jalan dan jembatan nasional,” ujar Wijayanto usai, mengikuti apel siaga bencana yang dipimpin Menteri PU Dody Hanggodo melalui video converance, Selasa (4/11/2025) siang tadi.
Kata dia, dalam hal penanganan, Balai terkait dibawah lingkup Kementerian PU seperti Balai Besar Pelaksana Jalam Nasional (BBPJN), Balai Penataan Bangunan, Prasaranan dan Kawasan (BPBPK), Balai Wilayah Sungai (BWS) serta Satker Prasarana Strategis, bekerja sama dengan intansi daerah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas dan juga BMKG.
“Untuk wilayah Papua Barat dan Papua Barat daya terdapat titik yang akan menjadi konsenterasi penanganan seperti bukit acemo di Tana Rubuh, gunung pasir di jalur trans Papua Barat dan juga dipusat kota di wilayah Sorong,” ungkapnya.
Nantinya lanjut dia, misalkan terjadi longsoran pada ruas jalan, alat yang disiagakan akan melakukan pengerukan dan mengangkut material serta menempatkan pada tempat yang telah dipersiapkan.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, Wempi Nauw ST menyebut, pihaknya juga menyiagakan alat berat untuk membantu mengatasi bencana.
“Fokus kita ada empat, yakni Kota Sorong, Wondama, Manokwari dan Kabupaten Sorong Selatan dan pada titik ini kami tempatkan alat berat,” terangnya.
Dia lalu menyebut bahwa pada empat titik tersebut, bencana seperti banjir yang berdampak pada genangan air di jalan raya kerap terjadi.
“Contohnya di Sorong. Ada kali Remu, Klagison dan Klasaman yang minimal setiap tahun terjadi 5 kali banjir yang menyebabkan genangan air dijalan. Kita akan maksimalkan untuk melakukan penanganan,” tambahnya.
(IZM)






