Manokwari, kabartimur.com– Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Manokwari, Papua Barat tahun ini berhasil mendapatkan bantuan mobil perpustakaan keliling yang merupakan buah dari prestasi yang mereka torehkan.
Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Wiwik Hariawan di Manokwari, Selasa, mengatakan bantuan mobil perpustakaan keliling dan multimedia berasal dari Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas).
“Mereka (Perpusnas) melihat keberhasilan kita karena aktif dalam mengelola perpustakaan di daerah,” ujarnya.
Ia mengatakan, sejak tahun lalu perpustakaan daerah di Manokwari telah menjadi percontohan tidak hanya sebagai pusat pengetahuan tapi juga sebagai pusat pengembangan masyarakat.
Bahkan saat ini perpustakaan daerah telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk meminjam atau membaca buku, tapi hadir sebagai pusat pengembangan sosial.
Kini di perpustakaan daerah Manokwari telah mampu menyelenggarakan kursus komputer gratis dan bahasa Inggris gratis bagi pelajar.
Tidak hanya itu, Perpusda Manokwari bekerjasama dengan Yayasan Cinta Papua juga memberikan kegiatan gemar baca tulis hitung (calistung) untuk anak-anak yang rutin diselenggarakan seminggu sekali.
“Kita juga aktif menyelenggarakan kegiatan tidak hanya di perpusda tapi juga di perpustakaan kampung, hal itulah yang membuat kita bisa mendapat bantuan mobil perpustakaan keliling,” ujarnya.
Ia menjelaskan bantuan mobil perpustakaan keliling tahun ini hanya diberikan pada dua kabupaten se Papua Barat yaitu Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fakfak.
Bantuan tersebut dapat memperluas akses masyarakat terhadap perpustakaan dan bahan bacaan bagi masyarakat terpencil yang belum memiliki akses perpustakaan.
Berbagai fasilitas lengkap ada di dalam mobil perpustakaan keliling, selain mampu membawa buku-buku, mobil juga dilengkapi fasilitas multimedia, fasilitas internet hingga gawai tablet pendidikan.
“Minggu ini sedang proses pengiriman dari Jakarta. Setelah tiba akan kita gunakan untuk menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki perpustakaan terutama ke sekolah-sekolah,” ujarnya. (Red/*)